REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sesuai watak aslinya, Walikota Solo, Joko Widodo, tetap tampil kalem. Adem ayem. Ia tidak grusa-grusu, apalagi nggege monggso menanggapi dirinya menempati urutan paling atas bursa calon gubernur DKI Jakarta.
Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, juga tak jumawa ketika namanya melambung dalam bursa calon gubernur DKI Jakarta. Namanya laris manis.Juga banyak pihak yang ingin mendekati. Meminang, agar ia bersedia maju dalam pertarungan pemilihan gubernur untuk masa jabatan lima tahun mendatang.
Bagaimana Jokowi menanggapi hal ini.''Prinsip saya, jabatan jangan diuber-uber. Tapi, akan lain ketika diberi amanah. Jadi, mending sekarang saya adem-ayem saja,'' tutur dia ketika diminta komentarnya di rumah dinasnya, Loji Gandrung, Selasa (10/12).
Tokoh Perubahan 2010 versi Republika ini, masih mempertimbangkan dan mengkalkulasi untung-ruginya, jika maju dalam bursa calon gubernur DKI Jakarta. ''Semua itu kan masih dihitung, mesti dikalkulasi dengan cermat. Bagaimana realitas politiknya juga harus dilihat. Saya nggak mau grusa- grusu, nabrak-nabrak, ngejar-ngejar jabatan''.
Jokowi mengaku merasa tersanjung, saat namanya ikut mengorbit dalam bursa calon gubernur DKI Jakarta. Termasuk banyak pihak mendorong dirinya agar ikut memperebutkan jabatan pengganti Gubernur Fauzi Wibowo.
Yang jelas, Jokowi masih menunggu mandat resmi dari induk partai, PDI Perjuangan setelah dinyatakan masuk dalam daftar calon gubernur. Ia juga mengaku, tak mengembalikan formulir calon gubernur dari DPD PDI Perjuangan Jakarta -- pada penjaringan November lalu.