REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL – Membongkar lokalisasi tidak melulu dengan mengadakan penggerebekan. Ada cara lain yang bisa dilakukan, yaitu dengan memberdayakan masjid.
Contohnya, seperti yang dilakukan Syafi'i Ma'arif (31), dai muda yang sudah delapan tahun berdakwah di daerah lokalisasi Kampung Tegal Rotan, Kelurahan Kampung Sawah Baru, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Sejak tahun 2004 Syafi'i mulai berdakwah di lokalisasi Kampung Tegal Rotan. Ia mengaku tidak menggunakan metode apa-apa. “Bukan kekuatan fisik yang diperlukan jika berdakwah kepada mereka, tapi perlu ada kekuatan non-fisik yang bersifat rohani,” ujarnya, Jumat (2/3).
Kekuatan rohani tersebut, lanjut Syafi'i, lahir dari pembinaan rohani yang dilakukan secara terus menerus melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan di masjid.
Dahulu, sebelum Masjid Baiturrahim, Kampung Tegal Rotan, Kelurahan Kampung Sawah Baru, Kecamatan Ciputat berdiri, lokalisasi masih marak di daerah tempat tinggal Syafi'i. Lokalisasi di Kampung Tegal Rotan merupakan pindahan dari lokalisasi Kramat Tunggak, Jakarta Utara. “Bahkan ketika masjid ini selesai dibangun, di sebelah masjid masih ada diskotik,” tuturnya.
Namun, setelah pendekatan secara persuasif, akhirnya diskotik tersebut ditutup. Setelah masjid berdiri, kegiatan-kegiatan islami mulai disemarakkan di masjid. Salah satunya Taman Pendidikn Alquran (TPA) Baiturahim. “Kita bina anak-anak mereka (WTS) dengan harapan sang anak bisa menjadi media hidayah bagi orang tuanya,” ujar Syafi'i.
Tidak hanya itu, dengan adanya masjid, lanjut Syafi'i, peluang untuk mengajak mereka kepada hidayah menjadi lebih besar.