REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Harapan warga Kampung Pabuaran Kaum, Cibanteng, Ciampea, Bogor, untuk mendapat fasilitas jembatan permanen usai runtuhnya jembatan bambu Cidua nampaknya sulit terealisasi.
Institut Pertanian Bogor (IPB), sebagai pemilik lahan, menolak rencana pembangunan jembatan permanen di lokasi tersebut.
Rektor IPB Herry Suhardiyanto mengatakan, jika pemerintah menginginkan pembangunan jembatan, maka harus dilakukan secara komprehensif. Pembangunan jembatan harus disertai dengan paket infrastruktur jalan yang memadai. "Lokasinya harus pas, jangan di titik-titik yang langsung berbatasan dengan gedung-gedung penting," kata dia, Kamis (15/3).
Herry menambahkan, persoalan pembangunan jembatan itu memang pelik. Pasalnya, jembatan bambu yang runtuh adalah jembatan tidak resmi. Pihaknya terus berkordinasi dengan pemerintah setempat untuk mencari solusi alternatif. "Kita pikirkan bersama. Kalaupun harus dibangun jembatan, ya harus komprehensif," ujarnya.
Kendala keamanan diakui Herry sebagai faktor utama pihaknya untuk membangun akses di sekitar lingkungan IPB. "Kami tidak ingin ada terlalu banyak akses menuju lingkungan kampus karena dapat mempersulit pengawasan keamanan," kata dia.