REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyayangkan pengrusakan sebuah masjid milik warga Ahmadiyah di Kampung Cisaar, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Cianjur, Jabar, Jumat (17/2) lalu.
"Sudah sepi, ngak ada kejadian. Ya Allah Ya Rabbi, kita ngak mau ada kejadian seperti itu lagi," kata Ahmad Heryawan, di Aula Barat Gedung Sate Jalan Diponegoro Nomor 22 Kota Bandung, Senin (20/2).
Heryawan menuturkan, untuk mencegah hal serupa pihaknya akan terus melakukan dialog dan pembinaan dengan berbagai pihak. "Pembinaan terus-menerus, kita sudah serahkan kepada yang berwajib. Pengamanan di mana-mana melekat. Pencegahan terus menerus kita lakukan, selain itu kita juga melakukan dialog, terus melakukan pembinaan supaya hal serupa tidak terjadi lagi," kata Heryawan.
Menurut dia, segala bentuk tindakan anarkis tidak dibenarkan secara hukum dan jelas merupakan sebuah pelanggaran terhadap hukum. "Yang jelas, perilaku anarkis, kekerasan itu pelanggaran hukum," kata Ahmad Heryawan.
Sebelumnya, pada Jumat (17/2) lalu, massa tidak dikenal melakukan pengrusakan terhadap masjid milik warga Ahmadiyah di Kampung Cisaar, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Cianjur, Jawa Barat.
Kapolres Cianjur, AKBP Agus Tri Heriyanto, mengatakan, aksi yang dilakukan ratusan orang tidak dikenal tersebut, bukan warga sekitar perkampungan Ahmadiyah, melainkan orang luar.
"Keterangan warga luar perkampungan, mereka tidak mengenali wajah-wajah pelaku yang datang secara serempak. Massa terorganisir, langsung melakukan pengrusakan terhadap masjid milik warga Ahmadiyah," katanya.
Dia menambahkan, sebelum peristiwa anarkis tersebut terjadi, pihaknya telah menempatkan beberapa orang anggotanya, untuk menjaga asset milik warga Ahmadiyah tersebut. Namun massa yang datang dari belakang perkampungan, berhasil mengecoh petugas.
Pantauan di lokasi, masjid milik warga Ahmadiyah tersebut, sebagian besar rusak berat, terutama dibagian atap dan kaca jendela. Keterangan warga yang sempat melihat aksi anarkis tersebut, massa secara membabi buta, masuk ke dalam dan kebagian atap masjid.
Secara serempak pula, massa merusak benda-benda yang ada di dalam masjid dan diakhiri dengan merusak bagian atap masjid. Namun tidak seorang pun warga sekitar atau warga Ahmadiyah yang berani mencegah aksi massa tersebut.