REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO - Proyek pembangunan bendung gerak Bengawan Solo dengan dana Bank Dunia sebesar Rp360 miliar di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur hampir rampung. Proyek tersebut mulai dikerjakan sejak 2009.
Staf Ahli Bupati Bojonegoro bidang pembangunan, Tedjo Sukmono, Rabu mengatakan, dari hasil laporan pelaksana proyek, pekerjaan pembangunan bendung gerak di Desa Padang, Kecamatan Trucuk dan Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, sudah mencapai 97 persen. Berdasar perkembangan tersebut, diperkirakan pembangunan bendung gerak sudah rampung sebelum target yang ditetapkan pada 22 Maret 2012.
"Kami optimistis sebelum 22 Maret, pekerjaan pembangunan bendung gerak sudah rampung seluruhnya," ujarnya. Ia menjelaskan, sejumlah pekerjaan yang sedang tahap penyelesaian akhir, antara lain pembuatan jalan dan pembangunan tanggul "parapet" di Desa Padang dan Ngringinrejo.
Menurut Tedjo, pembangunan jalan yang dalam tahap pengerjaan yaitu jalan masuk dari Desa Ngringinrejo dan Desa Padang ke arah bendung gerak sepanjang 3,5 kilometer. Sesuai permintaan warga, jalan baru itu menggunakan paving.
Mengenai jembatan di bendung gerak itu, Tedjo mengatakan, masyarakat bisa memanfaatkannya, termasuk kendaraan bermotor roda dua. "Namun, masih dipertimbangkan kendaraan roda empat untuk melintasi karena lebar jembatan hanya 4,2 meter dan sulit jika bersimpangan," katanya.
Bendung gerak Bengawan Solo di Bojonegoro memiliki luas bentang 504 meter dan tujuh buah pintu yang masing-masing lebarnya 17,5 meter dengan tipe "radial gate". Selain itu, juga dilengkapi dengan dua pintu pengatur debit dengan lebar 17,5 meter.
Bangunan sepanjang 1.841,752 meter itu mampu menampung air hingga 13 juta meter kubik dari daerah tangkapan air seluas 12,467 kilometer persegi. Keberadaan bendung gerak tersebut untuk mencukupi kebutuhan air irigasi pertanian lewat pompanisasi dengan debit 5.850 liter/detik di Kabupaten Blora seluas 665 hektare dan 4.949 hektare di Kabupaten Bojonegoro.
Tedjo Sukmono menambahkan, Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jateng, juga merencanakan pembangunan bendung gerak di Desa Karangnongko, Kecamatan Ngraho, yang memiliki daya tampung air lebih besar.