REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tiga hari terakhir wilayah Yogyakarta dan sekitarnya diguyur hujan lebat yang disertai angin kencang. Hingga seminggu ke depan, fenomena tersebut diperkirakan masih akan terjadi. Hal itu disebabkan karena wilayah Yogyakarta dan Jawa pada umumnya tengah dilewati tekanan udara rendah sehingga banyak awan yang mengakibatkan hujan lebat.
Staf data dan informasi Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Indah Retno Wulan mengatakan wilayah Jawa dan Bali tengah dilewati "Madden Julian Ostilation" (MJO) atau rambatan tekanan udara rendah fase keempat.
"Fenomena ini ada delapan fase, pertama berada di Timur Afrika, fase kedua di Samudra Hindia, fase ketiga di daerah Sumatera bagian Barat dan fase keempat masuk wilayah Jawa dan Bali termasuk DIY," terangnya, Jumat (9/3).
Fenomena ini kata dia, akan terjadi dalam lima hingga tujuh hari kedepan. Menurutnya, fenomena tersebut juga menyebabkan intensitas hujan di wilayah yang terlewati MJO akan mengalami intensitas hujan yang cukup tinggi, cenderung lebat. Akibat fenomena ini juga, perbedaan suhu antara pagi dan siang hari yang tajam akan menyebabkan terjadinya angin kencang.
"Karena adanya MJO maka banyak awan yang muncul terutama pada siang hari. Sementara pagi cenderung cerah sehingga penguapan juga banyak dan semakin memperbanyak awan colomunimbus. Perbedaan suhu yangh drastis ini akan memunculkan angin kencang," tandasnya.
Fenomena angin kencang ini diprediksi akan terjadi hingga awal April 2012 mendatang. Seiring dengan masuknya musim pancaroba pada April mendatang.
Diakuinya, angin kencang yang disertai hujan lebat akan mencapai kecepatan 40 kilometer/jam. Karenanya, BMKG berharap pemerintah daerah melakukan pemangkasan pohon secara berkala di pinggir-pinggir jalan karena dikhawatirkan tumbang atau patah dan membahayakan pengguna jalan.
Selain angin kencang, fenomena MJO juga menyebabkan gelombang laut di pantai selatan meninggi. Ketinggian gelombang laut diperkirakan mencapai 4 meter. Karenanya BMKG memberikan peringatan pada para nelayan pantai selatan agar berhati-hati. Peringatan tersebut dikeluarkan sejak tanggal 5-10 Maret mendatang.
"Akan kita lihat lagi nanti kalau masih berbahaya akan kita perpanjang," jelasnya.
Sementara itu Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Yogyakarta, Suyana mengatakan, pihaknya secara berkala telah melakukan pemotongan pohon perindang secara berkala. Bahkan kata dia, pihaknya telah menetapkan petugas piket secara bergilir untuk antisipasi tersebut.
"Kita ada petugas piket sehingga kalau sewaktu-waktu ada pohon tumbang akan langsung kita tangani," tegasnya.
-