Ahad 11 Mar 2012 12:29 WIB

Buruh Yogya: Menaikkan BBM Bukti Kemalasan Pemerintah

Massa gabungan dari buruh dan mahasiswa mencoba menerobos barikade petugas keamanan saat aksi demonstrasi penolakan kenaikan Harga BBM.
Foto: Antara/Rezza Estily
Massa gabungan dari buruh dan mahasiswa mencoba menerobos barikade petugas keamanan saat aksi demonstrasi penolakan kenaikan Harga BBM.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Aliansi Buruh Yogyakarta menilai rencana kenaikan harga bahan bakar minyak karena adanya ketakutan terhadap defisit APBN semata. Kebijakan tersebut tidak melihat risiko pemiskinan rakyat yang akan semakin meningkat.

"Menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) menunjukkan kemalasan dan ketidakberanian pemerintah mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan. Atas dasar ini, maka Aliansi Buruh Yogyakarta (ABY) menolak kenaikan harga BBM," kata Sekjend ABY, Kirnadi, Ahad.

Kirnadi menilai seharusnya pemerintah dapat meningkatkan pendapatan maupun mengefisienkan pengeluaran APBN. Karena, hal tersebut sebenarnya yang menjadi akar persoalan dan bukan semata naiknya harga minyak dunia. "Kenaikan harga BBM telah menjadi kambing dari masalah di pemerintah sendiri," katanya.

Kirnadi menyayangkan pemerintah yang bukannya berjuang keras menaikkan royalti dan pajak perusahaan tambang. Pemerintah malah membebankan tanggung jawabnya kepada sebagian besar rakyat miskin negeri ini.

"Karena, tindakan menaikkan rasio pajak bisa diduga hanya akan mengancam kenikmatan kaum kaya negeri ini,'' kata Kirnadi. ''Mereka rupanya yang lebih diperhatikan dan ditakuti pemerintah daripada rakyat kebanyakan yang hidupnya sehari-hari sudah sulit.''

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement