REPUBLIKA.CO.ID,OGYAKARTA -- Seorang pria tak dikenal berusia sekitar 35 tahun ditemukan tewas dengan lebih dari 20 luka tusukan di sebuah kamar No 4 di Hotel Wilis, di Jl Sultan Agung No 12, di pusat Kota Yogyakarta, Sabtu siang.
Hingga kemarin sore penyidik dari Polresta Yogyakarta masih mencari tahu identitas pria ini.
Kapolresta AKBP Mustaqim mengatakan jajarannya masih mengumpulkan beberapa data maupun keterangan saksi-saksi lain.
''Ada kurang lebih dua puluh luka tusuk di tubuh korban. Alat yang dipakai berupa belati dan pisau kater. Belati, pisau kater, gunting, pipa besi, dan sprey bersimpah darah kami sita dulu untuk dijadikan barang bukti. Doa'in saja agar bisa cepat terungkap siapa pelakunya,'' kata Mustaqim.
Jenasah pria ini kini masih dalam proses otopsi di RS Dr Sarjito. Luka tusuk itu terdapat hampir di seluruh tubuhnya seperti pada bagian pelipis, leher, dada, dan perut.
Kasus ini pertama kali diketahui resepsionis Sugiyanto. Pemilik Hotel Wilis, Nugroho Basuki, mengatakan Sugiyanto sekitar pukul 08.00 WIB mencium bau amis saat melintas di depan kamar tersebut.
Selain itu, pintu kamar juga dalam keadaan terbuka sedikit. ''Pak Yanto mencoba membuka kamar. Dia kaget, terdapat darah berceceran di dalam kamar. Korbannya sendiri berada di kamar mandi dengan posisi tertelungkup,'' kata Basuki.
Dijelaskannya, penyewa kamar 4 tersebut mengaku bernama Wiyono. Namun, saat cek in hotel hari Sabtu tanggal 23 April lalu, Wiyono mengaku kecopetan dan dan tak membawa kartu identitas. ''Jadi dia (korban) sudah satu minggu ini penginap di tempat kami. Untuk satu hari biaya sewa Rp 90 ribu,'' ucapnya.
Empat hari kemudian, lanjut Basuki, Wiyono meninggalkan kartu identitas atas nama Mahmudi yang berasal dari Sumatra Selatan. ''Dia meninggalkan indentitas itu, tapi itu identitas orang lain. Bukan dirinya sendiri,'' katanya.
Basuki mengatakan Jumat lalu ada dua orang lelaki tak dikenal lainnya yang ikut masuk ke kamar itu, sekitar pukul ''Mereka datang pakai helm dan mengaku temannya menginap di kamar 4,'' kat dia. Kira-kira satu jam berikutnya mereka berdua keluar.
Basuki tak mau berspekulasi apakah dua orang yang datang ini adalah pembunuh pria di kamar tersebut. ''Saya tak tahu, lebih baik tanya polisi,'' kata dia.