Selasa 10 May 2011 12:49 WIB

Jembatan Ambruk, Siswa SD Ditandu Seberangi Sungai agar Bisa Ikut UN

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT - Jembatan menghubungkan antardesa ambruk akibatnya siswa SD peserta Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) warga Kampung Sirnaraga, Desa Mekarsari, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa, terpaksa turun menyeberangi sungai menuju sekolah di Kampung Peer.

Pantauan di lapangan, para siswa peserta ujian terpaksa digotong oleh para relawan dan warga setempat karena jembatan Sungai Ciawi perbatasan Kampung Sirnaraga-Peer ambruk akibat diterjang banjir bandang pada Jumat (6/5) malam.

Jembatan gantung seluruh materialnya hilang terbawa arus sungai, menyisakan bentangan kawat besi sepanjang 20 meter dan tembok beton penyangga jembatan di dua kampung itu.

Salah satu orang tua siswa peserta ujian, Wawan (45) warga Kampung Sirnaraga, megatakan jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses jalan warga.

Akibat jembatan ambruk, kata Wawan, anaknya yang masuk berangkat sekolah terpaksa digotong untuk menyeberangi sungai dengan kedalaman satu meter. "Jembatan ini jalan satu-satunya menyeberangi sungai, tapi karena ambruk warga terpaksa turun ke sungai, kalau mutar jalan itu lebih jauh," kata Wawan.

Anaknya terpaksa harus turun ke sungai meskipun celana seragam SD sebagian basah terkena air sungai, karena kata Wawan jika pergi menuju SDN Mekarsari yang berada diseberang sungai tentu akan terlambat masuk kelas.

"Kalau mutar jalan itu jauh, lima kiloan, (5 km), lebih baik turun ke sungai daripada anak saya harus kesiangan," katanya.

Sementara itu, siswa yang akan melintasi sungai tersebut dibantu para relawan yang membantu penanggulangan bencana korban banjir Garut selatan.

Salah seorang relawan, Muksin mengatakan pada hari pertama ujian SD, telah membantu menyeberangi kurang dari 20 orang siswa dengan cara digotong menyusuri arus sungai. "Kenyataannya seperti ini, jembatan ambruk, warga maupun anak sekolah terpaksa harus turun ke sungai, karena jembatan yang hancur ini satu-satunya jalan yang selalu digunakan warga," katanya.

Ia berharap pemerintah daerah secepatnya membuatkan jembatan penyeberangan sungai Ciawi agar warga dapat kembali menyeberangi sungai dengan nyaman dan aman.

Jika kondisi jembatan terus dibiarkan, menurut Wawan, warga Kampung Sirnaraga dan kampung lainnya akan terancam keselamatannya, terutama ketika turun hujan dan air sungai meluap deras.

"Sekarang warga menyeberangi sungai karena airnya sedang surut, kalau besar tentu membahayakan warga," katanya.

Sementara itu, jembatan yang rusak dilanda banjir bandang dan longsor tercatat di posko BPBD sebanyak 43 jembatan tersebar di enam kecamatan, Kabupaten Garut bagian selatan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement