Ahad 05 Jun 2011 11:59 WIB
Gunung Dieng

Awas! Kawah Timbang Gunung Dieng Berbahaya

Asap mengandung gas karbondioksida CO2 menyelimuti permukaan kawah Timbang di dataran tinggi Dieng Dusun Simbar, Batur, Banjarnegara, Jateng, Selasa (31/5).
Foto: Antara
Asap mengandung gas karbondioksida CO2 menyelimuti permukaan kawah Timbang di dataran tinggi Dieng Dusun Simbar, Batur, Banjarnegara, Jateng, Selasa (31/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat mewaspadai Kawah Timbang, Gunung Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, kendati aktivitas kegempaannya cenderung menurun.

"Kita harus tetap waspada. Jangan-jangan Dieng itu sedang menghimpun kekuatannya," kata Kepala PVMBG Surono di Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Ahad (5/6).

Menurut dia, gempa hembusan Sabtu kemarin adalah yang terbanyak sepanjang krisis Dieng terjadi karena mencapai 18 kali. Akan tetapi pengamatan Minggu dini hari tadi, pukul 00.00-06.00 WIB, kata dia, aktivitas kegempaan relatif berkurang.

PVMBG tidak serta merta menurunkan status Kawah Timbang ketika parameternya terlihat menurun. "Kita melihat ke depan, kita sudah memiliki banyak peralatan, empat seismograf telah dipasang, berarti sudah ada lima (seismograf). Kita lihat kegempaannya seperti apa, kita lihat fluktuasi gasnya seperti apa," katanya.

Menurut dia, fluktuasi gas beracun (CO2) yang dikeluarkan Kawah Timbang masih berada pada konsentrasi berbahaya. "Kemarin (Sabtu 4/6) tercatat 1,18 persen volume, hari ini sebesar 1,54 persen volume. 1,54 persen volume itu berbahaya, standar internasional 1,5 persen volume sudah harus dievakuasi," katanya menjelaskan.

Ia mengakui, arah luncuran gas CO2 semakin melebar ke selatan karena gas ini berat sehingga mengikuti lereng dan lembah. "Saya berharap tidak semakin parah, tidak semakin mendekat ke jalan karena lembahnya ke jalan dan Kali Sat. Saya takutnya memotong jalur utama Wonosobo-Batur," katanya.

Kalau hal itu terjadi, kata dia, berarti harus ada penutupan jalan sehingga akan mengganggu sosio-ekonomi masyarakat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement