REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menandatangi dan mengirimkan surat edaran Program Menurunkan Konsumsi Beras dengan cara Gerakan Sehari Tanpa Nasi (One Day No Rice) kepada bupati dan wali kota se-Jawa Barat. "Gerakan satu hari tanpa nasi ini sebagai amanat Pepres Nomor 22 Tahun 2009 tentang Diversifikasi Pangan dan Pergub Jabar Nomor 60 Tahun 2010 tentang Percepatan Pangan Sumber Daya Lokal," kata Ahmad Heryawan, di Bandung, Sabtu.
Gubernur Jabar mengatakan, surat edaran itu sudah dilayangkan ke para kepala daerah di Jabar pada Jumat (15/7), sedangkan di lingkup pemprov sendiri, gerakan sehari tanpa nasi ini akan dilakukan setiap hari Rabu sedangkan di tingkat kabupaten/kota bergantung kebijakan bupati dan wali kota.
Menurutnya, implementasi Perpres Nomor 22 Tahun 2009 dan Pergub Nomor 60 Tahun 2010 itu ialah sebagai salah satu upaya untuk menurunkan ketergantungan mayarakat terhadap beras atau nasi.
"Jika urusan perpres dan pergub itu perlu ada aksi. Paling tidak PNS harus melaksanakannya terlebih dahulu untuk memberi contoh kepada masyarakat," ujar Heryawan.
Gubernur berharap, gerakan sehari tanpa nasi ini bisa dijadikan gerakan massal seperti yang sudah dilakukan pemerintah terhadap gerakan untuk menggunakan sepatu buatan dalam negeri.
"Insya Allah ke depan pasti ada pencanangan gerakan sehari tanpa nasi. Kalau di provinsi harinya hari Rabu. Kalau di kabupaten atau kota tergantung kesepakan di daerahnya," kata Heryawan.
Dikatakannya, karena gerakan ini hanya diatur dalam surat edaran, maka tidak ada sanksi atau denda bagi yang tidak melaksanakannya.
Namun, gerakan ini, kata Heryawan, diharapkan bisa dilaksanakan secara massif baik di tingkat provinsi atau kota/kabupaten karena ini gerakan moral untuk memberdayakan bahan baku lokal selain nasi karena bahan baku lokasi selain nasi, termasuk di Jabar jumlahnya cukup variatif.
"Bahan baku lokal yang ada di kita itu banyak dan cukup potensial. Kalau tidak diberdayakan oleh kita mau sama siapa lagi. Padahal dari sisi kandungan gizi sama antara nasi dengan bahan baku lokal lainnya. Misalnya 100 gram nasi kadar kabohidratnya sama dengan 100 gram talas atau singkong," ujar Heryawan.
Gubernur Jabar menuturkan, diversifikasi pangan dianjurkan, sebab konsumsi beras di Indonesia masih tinggi dibanding dengan negara-negara berkembang lainnya.
Ia menambahkan, di Indonesia konsumsi beras masih cukup tinggi yaitu 130 Kg per kapita per tahun sedangkan di Jawa Barat sendiri konsumsi masyarakat terhadap beras sekitar 105 Kg per kapita per tahun.
"Kalau di negara-negara maju seperti Jepang, Malaysia dan China konsumsi beras relatif sedikit rata-rata di bawah 80 Kg per tahun per kapita. Dengan adanya sehari tanpa nasi diharapkan bisa menghemat beras/nasi. Sebab jika saja masyarakat Jabar tidak mengonsumsi beras dalam sehari maka akan menghemat hasil panen dari sekitar 3.000 hektare sawah," ujar Heryawan.