REPUBLIKA.CO.ID, MANADO-- Letusan kecil masih terjadi di kawah Gunung Lokon di Sulawesi Utara (Sulut) pascaletusan pada Rabu (17/8). "Pukul 09.03 Wita tercatat terjadi satu kali letusan kecil dengan ketinggian debu sekitar 150 meter," ujar Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Farid Ruskanda Bina, di Tomohon, Sulut, Jumat.
Satu jam sebelum terjadi letusan, sempat juga terekam satu kali hembusan yang diikuti debu vulkanis. "Jadi sejak pukul 00.00-06.00 WITA sudah terjadi dua kali gempa hembusan," jelas Farid.
Material debu tipis yang dimuntahkan langsung ditiup angin selatan dan diperkirakan jatuh di perkebunan Kelurahan Tinoor, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon dan perkebunan Desa Pineleng dan Sea dan Warembungan, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa.
"Gempa vulkanik dangkal dan vulkanik dalam masih terekam yang mengindikasikan ada suplai energi dari magma," jelasnya. Gempa tektonik lokal yang sempat terekam dua hari berturut-turut, dijelaskan Farid sudah tidak terjadi lagi.
Secara visual digambarkan dari kawah gunung keluar asap tipis dengan ketinggian sekitar 25-50 meter mengarah ke utara.
Hingga kini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung masih menetapkan status siaga level III Gunung Lokon. Radius bahaya belum diturunkan masih 2,5 kilometer dari bibir kawah. "Kami tetap berharap warga mematuhi peringatan PVMBG Bandung agar tidak melakukan aktivitas di radius 2,5 kilometer dari bibir kawah. Letusan-letusan kemungkinan masih bisa terjadi dan bisa mengancam keselamatan jiwa," harapnya.
Gunung Lokon meletus 14 dan 17 Juli 2011 setelah hampir 20 tahun 'tidur'. Statusnya diturunkan dari awas level IV ke siaga level III pada 24 Juli 2011 beriringan dengan mulai dipulangkannya pengungsi dari beberapa titik pengungsian. Hingga saat ini statusnya masih siaga setelah terjadi letusan Rabu (17/8).