Kamis 22 Dec 2011 07:08 WIB

66 Jenazah Imigran Berhasil Dievakuasi di Banyuwangi

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI - Sebanyak 66 jenazah imigran gelap asal Timur Tengah yang menjadi korban kapal tenggelam berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan dan nelayan di sekitar perairan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Kapolres Banyuwangi Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Nanang Masbudi, Kamis, mengatakan sebanyak 22 jenazah baru ditemukan Rabu (22/12) malam di sekitar perairan Pantai Plengkung, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi.

"Jumlah jenazah korban yang sudah ditemukan sejak Rabu (21/12) pagi hingga pukul 24.00 WIB di perairan Banyuwangi sudah mencapai 66 korban," tuturnya.

Dari 66 korban imigran kapal tenggelam di perairan Pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek itu, sebanyak enam korban berhasil dievakuaasi di Pantai Grajakan Kecamatan Purwoharjo, empat korban dievakuasi di Pantai Rowobiru Kecamatan Siliragung, dua korban dievakuasi di Pantai Pancer Kecamatan Pesanggaran, dan terakhir 26 korban dievakuasi di Pantai Plengkung Kecamatan Tegaldlimo.

Sementara itu, KRI Untung Suropati-372 berhasil mengevakuasi sebanyak tujuh jenazah korban di Teluk Grajakan Banyuwangi dengan perincian empat jenazah laki-laki dan dua jenazah perempuan, sedangkan KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 berhasil menemukan sebanyak 21 jenazah korban di perairan Teluk Grajakan Pulau Watu Layar, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi.

"Sebanyak 44 jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi karena sebagian mayat sudah rusak akibat terapung di laut sekitar lima hari," katanya.

Sedangkan 22 jenazah lainnya, lanjut dia, belum dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya karena posisi korban masih terdampar di Pantai Plengkung, Kecamatan Tegaldlimo.

Sementara dari situs Komando Armada RI di Kawasan Timur (koarmatim) menyebutkan KRI OWA-354 yang melakukan evakuasi 21 korban dan KRI Untung Suropati yang mengevakuasi tujuh korban tersebut menuju Pantai Grajakan

dengan menggunakan perahu karet karena kedua kapal perang itu tidak memungkinkan bisa mendekati atau merapat ke pinggir pantai, karena airnya dangkal.

"Lambatnya proses evakuasi karena kami tidak bisa membawa para korban tersebut langsung ke pantai, sehingga korban dibawa ke pantai dengan menggunakan perahu karet secara bertahap. Para perahu nelayan dan anggota Posal Grajakan juga ikut membantu proses evakuasi," kata Komandan KRI OWA Letkol Laut (P) Rahmad Jayadi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement