REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO - Posisi ketinggian air Bengawan Solo di daerah hilir Jatim, mulai Bojonegoro, Tuban, hingga Lamongan, Jumat, aman. Permukaan air sungai terpanjang di Jawa tersebut berangsur-angsur surut dengan posisi jauh di bawah siaga banjir.
"Di Bojonegoro, air Bengawan Solo jauh di bawah siaga banjir, begitu pula tidak ada laporan di daerah hulu Jateng, permukaan air Bengawan Solo mengalami peningkatan," kata Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Muchtarom, Jumat (20/1).
Didampingi stafnya, Yono, ia menjelaskan, melihat kondisi air permukaan Bengawan Solo di daerah hilir, maka ketinggian air di Tuban, Lamongan yang masih siaga I diperkirakan terus menurun, sebab ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro dan sekitarnya jauh di bawah siaga banjir.
Sementara ini, ketinggian air di Babat Lamongan, mencapai 6,40 meter (siaga I), di Plangwot, Kecamatan Laren, Lamongan 4,45 meter (siaga I), Karanggeneng Lamongan 3,33 meter (siaga I), dan Kuro Lamongan 1,34 meter (siaga I), semuanya pukul 06.00 WIB.
Dalam waktu yang bersamaan, ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro, turun drastis menjadi 11.35 meter dan di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, dalam waktu yang sama 23,96 meter.
Berdasarkan standar operasional kesiapsiagaan menghadapi banjir Bengawan Solo, dengan turunnya air Bengawan Solo di Bojonegoro menjadi 11,35 meter, maka pintu pengendali banjir di tiga lokasi semuanya dibuka untuk mengalirkan genangan air di wilayah perkotaan menjadi mengalir secara gravitasi ke Bengawan Solo.
Tiga lokasi pintu pengendali banjir tersebut di Desa Banjarjo, Ledokwetan, dan Karangpacar, semuanya di Kecamatan Kota Bojonegoro. "Pintu pengendali banjir ditutup, kalau ketinggian air Bengawan Solo 12,50 meter, " katanya, menjelaskan.
Dihubungi terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Kasiyanto menyatakan, kondisi air Bengawan Solo di Bojonegoro dan sekitarnya, aman karena ketinggian air jauh di bawah siaga banjir.
"Kondisi aman, tapi kewaspadaan menghadapi banjir tetap kita lakukan, " ujarnya. Ia juga mengatakan, kondisi empat unit peringatan dini banjir yang sudah terpasang di tiga lokasi di Bengawan Solo dan satu lokasi di Kali Pacal, anak sungai Bengawan Solo, berfungsi dengan normal.
Peringatan dini banjir tersebut terpasang di Bengawan Solo di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, yang dilengkapi dengan "CCTV", di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, yang lokasinya sekitar 70 kilometer dari Kota Bojonegoro dan di Desa Kadungrejo, Kecamatan Baureno, di wilayah timur Bojonegoro.
Selain itu, satu peringatan dini banjir terpasang di Kali Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, yang biasa terjadi banjir bandang yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Balen, Sukosewu dan Kapas. "Tidak ada peralatan peringatan dini banjir yang rusak, semuanya bisa berfungsi dengan normal," katanya menegaskan.