Kamis 15 Mar 2012 16:01 WIB

Diduga Lakukan Praktik Aborsi, Dokter Obgyn Ditangkap

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP - Rumah mewah milik di seorang dokter spesialis kandungan (Obstetri Gynekology/Obgyn) di Jalan Gatot Subroto Kota Cilacap, Kamis (15/3), tiba-tiba menjadi hiruk pikuk. Keriuhan bukan disebabkan oleh banyaknya pasien yang sedang menunggu pemeriksaan. Tapi karena puluhan polisi berpakaian preman, menggerebeg rumah tersebut.

Penggerebegan di rumah dokter berinisial RD tersebut, dilakukan anggota Polres Cilacap tersebut, dipimpin Kasatreskrim AKP Guntur Saputra. "Penggerebagan dilakukan terkait dengan dugaan bahwa yang bersangkutan melakukan praktik aborsi," katanya.

Pengegerebagan tersebut, sempat membuat beberapa pasien dari kalangan ibu-ibu yang sedang menunggu giliran pemeriksaan menjadi kebingungan. Meski demikian, beberapa petugas segera menggiring mereka dan membujuk mereka ke luar dari lokasi tempat praktik di rumah tersebut.

Beberapa petugas polisi menyarankan para pasien tersebut, mencari dokter lain. "Ibu ke dokter lain saja dulu, sini lagi banyak tamu," kata seorang petugas pada seorang ibu muda.

Permintaan itu ditanggapi para pasien tersebut, dengan segera ke luar rumah.  "Saya hanya mau memeriksakan spriral KB saya, soalnya beberapa hari ini spiral KB saya sepertinya ada masalah," kata salah seorang pasien.

Selama lebih dari dua jam, para petugas tersebut melakukan pemeriksaan di rumah tersebut. Usai melakukan pemeriksaan, petugas kemudian membawa dokter RD dalam mobil dan membawanya ke Mapolres. Selain itu, polisi juga menyita sejumlah buku data pasien dan peralatan medis.

Usai penggerebegan, AKP Guntur menyebutkan, penggerebegan dilakukan karena pihaknya mendapat informasi bahwa dokter bersangkutan sering melakukan praktik aborsi illegal. "Sebelum digerebeg, kami sudah mengawasi rumah ini sejak Rabu (14/3) petang," jelasnya.

Berdasarkan informasi yang dia terima, pasien yang datang untuk melakukan aborsi di tempat praktik dokter tersebut, tidak hanya berasal dari wilayah Cilacap. Tapi juga pasien dari daerah lain, seperti Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara.

Meski demikian, AKP Guntur juga mengaku pihaknya harus berhati-hati menangani kasus ini. Bahkan dia menyatakan, kasusnya belum sampai pada tingkat penyidikan.

Menurutnya, setelah penggerebegan tersebut, pihaknya akan segera melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi. Di antara pasien tersebut, adalah beberapa perawat yang menjadi pembantu dokter RJ dalam melayani pasiennya, dan juga seorang perempuan berusia 19 tahun asal Pemalang, yang diduga melakukan aborsi di tempat itu.

"Keterangan dari para saksi ini akan kami sinkronkan dengan hasil visum dokter RSUD Cilacap sebelum menentukan langkah selanjutnya," katanya.

Bahkan Guntur menyatakan, pihaknya saat ini masih fokus melakukan pemeriksaan untuk menemukan di mana saja janin-janin hasil aborsi tersebut dibuang. "Mungkin saja kami nantinya membongkar septic tank di rumah dokter RD, jika memang kami mendapat informasi bahwa janin-janin tersebut dibuang ke septic tank," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement