Senin 04 Jul 2022 19:22 WIB

Ustaz Fahmi: Legalisasi Perkawinan Sejenis dan Beda Agama Upaya Liberalisasi Syariat Islam

Wasatiyah Islam adalah salah satu karakteristik khas milik umat Islam.

Red: Karta Raharja Ucu
 Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar bersama Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Komunikasi dan Penyiaran Islam menggelar Konferensi Internasional Moderasi Beragama di Aula Fakultas Kedokteran, Kamis, 30 Juni 2022.
Foto: Ustadz Fahmi Salim
Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar bersama Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Komunikasi dan Penyiaran Islam menggelar Konferensi Internasional Moderasi Beragama di Aula Fakultas Kedokteran, Kamis, 30 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dr (Cand) Ustaz Fahmi Salim (UFS), Dosen FAI Uhamka Jakarta dan juga Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menjelaskan wasatiyah Islam dalam implementasinya berada pada posisi di antara dua kutub ekstrem yaitu praktik beragama yang eksesif mengada-ngada atau melebih-lebihkan (ifrath, termasuk bid'ah akidah dan ibadah) dan praktik beragama secara reduktif atau mengurang-ngurangi (tafrith).

Contohnya naskah akademik dan kampanye legalisasi perkawinan sejenis dan perkawinan beda agama yang berujung kepada putusan PN Surabaya baru-baru ini adalah ancaman bagi upaya pembumian Islam Wasathiyah. "Karena mereka ingin menyeret makna Islam moderat kepada model liberalisasi syariat Islam," kata Ustadz Fahmi.

Dosen FAI Uhamka Jakarta ini mengungkapkan, makna Wasatiyah Islam dalam perspektif Alquran (wahyu). "Makna Wasatiyah ini di antaranya umat terbaik, umat adil, dan umat pilihan, serta umat yang istiqamah di atas jalan yang lurus," kata Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah tersebut.

Pernyataan itu disampaikan Ustadz Fahmi saat menjadi narasumber di Konferensi Internasional Moderasi Beragama yang digelar Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar bersama Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Komunikasi dan Penyiaran Islam di Aula Fakultas Kedokteran, Kamis, 30 Juni 2022. Agenda ini mengetengahkan tema, ‘Moderation of Islam, Its Feild and Applications in The Globalization Era’ yang dihadiri oleh para akademisi dari berbagai kampus di Sulawesi Selatan.

Konferensi Internasional Moderasi Beragama tersebut menghadirkan narasumber dari berbagai Negara secara langsung dan via daring zoom meeting. Di antaranya Mesir, Kuwait, Turki dan Singapura. Dekan Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar, Dr Amirah Mawardi, mengatakan konferensi internasional tersebut sekaligus peluncuran agenda Internasional Conference on Actual Islamic Studies (ICAIS) yang akan diselenggarakan secara berkala ke depan.

Semetara pakar tafsir dan ilmu Alquran Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, Prof Emad Mahmood, menjelaskan, wasatiyah Islam adalah salah satu karakteristik khas milik umat Islam. "Di antara sifat yang melekat dalam diri seorang muslim adalah wasatiyah," kata dia.

Prof Emad mengungkap Wasatiyah Islam dengan menerangkan ayat yang menyebutkan tentang wasatiyah yang letaknya persis berada di tengah-tengah surah Al-Baqarah. Begitu juga dengan letak Ka'bah yang persis berada di tengah-tengah bumi.

Bahkan Prof Emad Mahmood menyebutkan, wasatiyah adalah fitrah manusia yang selamat. Salah satu upaya Allah menanamkan karakter wasatiyah pada muslim adalah kewajiban surat Al-Fatihah dibaca dalam tiap rakaat shalat baik fardhu atau sunnah. Karena yat shiratal mustaqim (ayat 6) adalah moderasi antara dua model keberagamaan Yahudi yang materliastik dan Nasrani yang spiritualistik. "Model pertama dimurkai Allah dan model kedua disesatkan Allah," ucap Prof Emad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement