REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kepegawaian Negara (BKN) menyatakan, sekitar 35 persen aparatur sipil negara (ASN) Indonesia tak punya kompetensi dan juga malas bekerja. Pekerja seperti itu biasanya disebut deadwood atau kayu mati.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BKN Bima Haria Wibisana menjelaskan, ada empat tipe pekerja. Pertama, tipe star, yakni mereka yang kompetensinya tinggi dan performanya tinggi.
Kedua, tipe workhorse alias kuda pekerja, yakni mereka yang punya kompetensi tinggi tetapi malas bekerja. Ketiga, tipe trainee yang merujuk kepada pekerja yang punya kompetensi rendah tapi mau belajar. Keempat, tipe deadwood, yakni mereka yang menjadi beban birokrasi karena bukan hanya tak punya kompetensi tetapi juga pemalas.
Adapun jumlah ASN kini sekitar 4,25 juta orang. Terdiri atas 3,9 juta PNS dan 351 ribu pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Berdasarkan data asesmen ASN yang dikumpulkan BKN, Bima mengatakan, diketahui hanya sekitar 11,52 persen ASN Indonesia yang masuk tipe Star. Sedangkan ASN yang masuk tipe deadwood mencapai 35 persen.
"Jadi ASN Indonesia itu hampir 35 persen deadwood. Kita mau berbicara birokrasi kelas dunia dan digitalisasi birokrasi, sedangkan SDM-nya seperti itu. Jadi ini paradoks," kata Bima dalam Rakornas Kepegawaian yang ditayangkan secara virtual, Kamis (21/7/2022).
Bima menegaskan, BKN bersama pihak terkait lainnya harus segera menyelesaikan permasalahan ini. Apalagi, Indonesia punya target mewujudkan birokrasi kelas dunia pada tahun 2025. "Tentu (penyelesaian masalah) ini membutuhkan dukungan kebijakan yang panjang dan konsisten," kata Bima.
Dalam kesempatan tersebut, Bima juga menyoroti komposisi PNS Indonesia yang didominasi pekerja berusia tua. PNS berusia 41 hingga 60 tahun ke atas berjumlah 2,7 juta orang, sedangkan abdi negara berusia 18 hingga 40 tahun hanya 1,2 juta orang.
"Struktur usia PNS kita ini segitiga terbalik. Jadi yang tua itu jauh lebih besar dari pada yang muda. Ini bukan struktur SDM (sumber daya manusia) yang sehat," ujarnya.
Bima mengaku juga ingin segera mengatasi persoalan komposisi PNS ini. Dia tak mau birokrasi Indonesia terlalu lama didominasi pekerja berusia lanjut.