REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pusat menggelar Obrolan Santai Kader Inspiratif (ObraS KaIN) PKK bertajuk "Eco Enzyme: Cara Sederhana Kelola Sampah Rumah Tangga". Tema ini diangkat untuk meningkatkan peran para kader PKK dalam menekan angka timbunan sampah, utamanya dari tingkat keluarga.
Ketua Umum TP PKK Tri Tito Karnavian mengatakan, sebagai mitra pemerintah, TP PKK dapat berkontribusi dalam penanganan sampah. Hal itu disampaikan Tri dalam sambutannya yang diwakili Ketua III Bidang Penguatan Ketahanan Keluarga TP PKK Pusat Ai Dariah Gede Suratha.
“Salah satu kreasi pengolahan sampah sisa makanan adalah menjadi Eco Enzyme. Pada dasarnya, Eco Enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna dengan menggunakan sampah buah atau sayuran. Enzim dari sampah ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat," ujarnya dalam kegiatan yang ditayangkan secara langsung melalui kanal Youtube TP PKK Pusat tersebut, Kamis (28/7/2022).
Ai Dariah menjelaskan, salah satu masalah besar yang tengah dihadapi dunia selain pengendalian Covid-19, yakni pengelolaan sampah termasuk sampah rumah tangga. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, rumah tangga menyumbang paling banyak terhadap jumlah sampah nasional yakni sekitar 42,23 persen. Kondisi tersebut perlu menjadi perhatian bersama, termasuk para kader PKK.
Dirinya berharap, semua pihak dapat bergerak dan berperan untuk mengatasi permasalahan sampah. Salah satu caranya, yakni dengan memilah sampah dari masing-masing rumah. Melalui pemilahan sampah ini dapat memudahkan pengelolaan.
"Sampah-sampah organik dapat diolah menjadi cairan multiguna yang bermanfaat untuk rumah tangga, pertanian dan juga peternakan melalui Eco Enzyme," lanjut Ai Dariah.
Adapun kegiatan ini diharapkan menjadi wadah menjalin silahturahmi, sarana diskusi, dan bertukar pikiran antara para kader PKK. Hal ini terutama dalam mengelola sampah rumah tangga agar menjadi produk dengan nilai ekonomi dan manfaat yang tinggi.
Hadir sebagai narasumber, Relawan Eco Enzyme Nusantara Salmah menjelaskan, 60 persen sampah yang tertampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan sampah organik. Akibatnya, tumpukan sampah itu menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan. Selain itu, dapat mengurangi tingkat daur ulang plastik, serta meningkatkan risiko terjadinya ledakan TPA.
"Pembusukan sampah organik juga menghasilkan gas metana, salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Eco Enzyme adalah cairan alami serba guna, yang merupakan hasil fermentasi dari gula, sisa buah/sayuran, dan air, yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari, terutama bagi kesehatan, air, udara, tanah, dan pertanian,” ujarnya.
Salmah menambahkan, dengan membuat Eco Enzyme, maka sebagian besar sampah dapat terkelola, sehingga mengurangi beban TPA. Selain itu, upaya ini juga sebagai bentuk partisipasi mengurangi beban bumi, sekaligus menerapkan gaya hidup minim kimia sintetis.