REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril memberikan alasan mengapa tenaga kesehatan (nakes) mendapatkan vaksin Covid-19 penguat (booster) dosis kedua sejak 29 Juli 2022 lalu. Nakes menjadi kelompok yang berisiko tinggi terpapar Covid-19 meski sudah mendapatkan vaksin Covid-19 booster pertama karena kemampuan subvarian yang bisa menghindari kekebalan tubuh.
Syahril menjelaskan, para nakes ini sudah 9 hingga 12 bulan mendapatkan booster pertama atau suntikan ketiga.
"Sehingga, antibodinya menurun. Sementara subvarian baru Covid-19 memiliki kemampuan menghindari antibodi dan akhirnya virus bisa lolos dan nakes bisa sakit," ujar Syahril, Selasa (2/8/2022).
Akhirnya, dia melanjutkan, para sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan diberikan tambahan vaksinasi Covid-19 agar antibodinya bisa kembali naik. Ia menambahkan, nakes adalah kelompok paling riskan atau berisiko tinggi terinfeksi Covid-19. Terkait jenis vaksin booster kedua, ia menyebutkan tidak ada kriteria jenis vaksin booster kedua untuk nakes.
Kendati demikian, tetap ada padanannya. Misalnya jika satu nakes mendapatkan vaksin booster pertama adalah jenis Moderna maka dia mendapatkan vaksin booster kedua juga merek yang sama. Kemudian, jika mendapatkan booster pertama AstraZeneca maka bisa mendapatkan booster kedua Pfizer.
"Sudah ada tabelnya. Yang penting nakes jangan pilih-pilih vaksin Covid-19 booster kedua," ujarnya.
Sebab, dia melanjutkan, kalau menunggu merek tertentu seperti Moderna atau Pfizer padahal stoknya masih kosong akhirnya nakes jadi tak bisa mendapatkan vaksin booster kedua. Syahril mengingatkan, semua merek vaksin Covid-19 untuk booster punya efektivitas yang bagus untuk menambah antibodi dan memberikan perlindungan.
Tak hanya tenaga kesehatan, Syahril menyebutkan kelompok risiko tinggi lainnya akan menyusul seperti usia lanjut, kemudian yang punya penyakit penyerta (komorbid) juga akan mendapatkan booster vaksin Covid-19 kedua alias suntikan keempat. Sementara bagi kelompok masyarakat lainnya, Syahril meminta masyarakat bersabar.
"Karena prioritas saat ini adalah (pemberian) vaksin booster dosis pertama karena cakupannya baru 26,8 persen. Padahal, target Kemenkes 50 persen, syukur-syukur bisa meningkat," katanya. Jadi, pihaknya mengajak masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 booster.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memutuskan tenaga kesehatan (nakes) dan sumber daya masyarakat (SDM) Kesehatan mendapatkan vaksin Covid-19 dosis penguat (booster) kedua. Pelaksanaan vaksinasi ini diberikan enam bulan sejak vaksin Covid-19 booster dosis pertama dan dimulai Jumat (29/7/2022).
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/ 3615 /2022 tentang vaksinasi Covid-19 Dosis Booster Kedua bagi SDM kesehatan yang diterima Republika, vaksin ini ditujukan bagi kelompok yang memiliki risiko tinggi terpapar Covid-19.