Selasa 09 Aug 2022 18:21 WIB

Dana Rights Issue BSI untuk Akuisisi BTN Syariah?

Fokus utama BTN Syariah menggarap segmen KPR memperkaya kemampuan BSI.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawati Bank Syariah Indonesia (BSI) menghitung uang rupiah di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Daud Beureueh, Banda Aceh, Aceh. PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) masih belum menyampaikan rencana right issue secara resmi, termasuk peruntukan dananya. Pendiri Syariah Saham, Asep Muhammad Saepul Islam mengatakan tingginya minat investor dalam aksi korporasi tersebut tergantung pada rencana penggunaan dana.
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Karyawati Bank Syariah Indonesia (BSI) menghitung uang rupiah di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Daud Beureueh, Banda Aceh, Aceh. PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) masih belum menyampaikan rencana right issue secara resmi, termasuk peruntukan dananya. Pendiri Syariah Saham, Asep Muhammad Saepul Islam mengatakan tingginya minat investor dalam aksi korporasi tersebut tergantung pada rencana penggunaan dana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) masih belum menyampaikan rencana rights issue secara resmi, termasuk peruntukkan dananya. Pendiri Syariah Saham, Asep Muhammad Saepul Islam, mengatakan, tingginya minat investor dalam aksi korporasi tersebut tergantung pada rencana penggunaan dana.

"Satu katalisator terbesar adalah penggunaan dana untuk mengakuisisi unit usaha syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk," katanya dalam keterangan, Selasa (9/8).

Bila melihat kinerja, UUS BTN membukukan pertumbuhan laba yang tidak kalah baik dengan BSI. Fokus utama BTN Syariah yang menggarap segmen KPR juga akan memperkaya kemampuan BSI dalam menyalurkan pembiayaan.

Ia berkaca pada right issue yang dilakukan BRI saat ada isu pembentukan holding ultra mikro dengan Pegadaian dan PNM. Maka, isu akuisisi ini menarik bagi investor karena terkait rencana penggunaan dana segar tersebut.

Sementara itu, dalam menerbitkan saham baru, menurut Asep, BSI akan diuntungkan satu faktor alami yang dimiliki oleh perusahaan berbasis syariah. Keuntungan tersebut adalah banyaknya loyalis yang punya semangat memajukan sektor ekonomi syariah nasional.

"Ada investor bank syariah yang tipikalnya loyalis, bukan oportunis ini untung atau tidak, tetapi karena sahamnya memang syariah," jelasnya.

Adapun, dari sisi teknikal, saham BRIS terpantau cukup kuat untuk menjaga harga. Hal ini terlihat saat saham jatuh ke titik paling rendah tahun ini atau ke level Rp 1.285, harganya kembali rebound ke level Rp 1.500-Rp1.600.

Selain itu, sentimen lainnya adalah apabila BSI dapat mengembangkan digitalisasi. Asep memandang digitalisasi akan lebih mudah lagi untuk mengerek sentimen positif, sebab kata kunci pertumbuhan adalah terletak pada generasi Z dan digitalisasi.  

Jika BSI bisa masuk di segmen tersebut, BSI akan dikenal generasi Z dan digital bankingnya lebih dikenal juga oleh khalayak. Direktur Information Technology BSI Achmad Syafii dalam satu kesempatan mengatakan bahwa perusahaan akan meluncurkan aplikasi super atau super app pada awal 2023.

Dia mengungkapkan bahwa super app baru akan mengusung teknologi dan behavior baru, misalnya micro services atau arsitektur layanan mikro. Micro Services merupakan kerangka arsitektur yang dipakai sebagai model dalam pembuatan sistem cloud modern.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement