REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kongres Umat Islam Sumatra Utara akan kembali digelar di Asrama Haji Kota Medan, pada 26-28 Agustus ini. Ini adalah Kongres Umat Islam Sumatra Utara (KUI Sumut) ke-2 setelah digelar pertama kali pada 2018 di tempat yang sama.
Ketua Panitia KUI Sumut ke-2, Masri Sitanggang, menyampaikan kongres itu digelar untuk melihat kembali bagaimana pembangunan bangsa Indonesia selama 77 tahun sejak proklamasi kemerdekaan.
"Masih sesuaikah dengan yang diharapkan dan diiimpikan oleh pendiri bangsa dahulu. Itu dapat kita pahami pada pembukaan UUD 1945 yang menjadi titik tolak kita terkait arah bangsa ini," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (25/8/2022).
Masri menekankan, KUI ke-2 ini penting untuk melakukan kajian dan mendapatkan rumusan tentang agenda-agenda perbaikan yang perlu dilakukan ke depan. Karena itu, tema yang diangkat bertajuk 'Mengokohkan Ukhuwah Islamiyah dan Menata Ulang Indonesia".
"Mengapa ukhuwah? Karena yang paling bertanggungjawab pada bangsa ini sejak lahirnya bangsa ini adalah umat Islam. Mereka yang paling dominan berkehendak untuk lahirnya Indonesia. Karena mayoritas penduduk adalah Muslim, maka di pundak merekalah ada tanggung jawab yang besar untuk mencapai cita-cita bangsa," katanya.
Masri mengingatkan, faktor yang memungkinkan bangsa ini mencapai tujuannya yaitu jika umat Islamnya kuat dan bersatu sehingga memerlukan ukhuwah Islamiah. "Negara ini akan rusak kalau umat Islamnya rusak. Artinya, jati diri bangsa itu tergambar di pembukaan UUD 1945. Itulah yang memotivasi dilakukannya kongres umat Islam ini," ujarnya.
KUI Sumut, terang Masri, diselenggarakan berdasarkan kesepakatan ormas-ormas Islam di Sumut. Ada tiga topik besar yang akan dibahas.
Pertama, bagaimana mewujudkan ukhuwah islamiyah secara konkret dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, bagaimana menghadapi gerakan Islamofobia. Ketiga, menyusun agenda dalam menata ulang Indonesia.
"Jadi apa rumusan-rumusan dalam menata ulang Indonesia, termasuk di dalamnya memperkokoh ukhuwah Islamiyah dan melawan Islamofobia serta agenda kerja yang mengarah pada penataan ulang Indonesia," tuturnya.
Masri menambahkan, total ada 20 pembicara dalam KUI ke-2 ini. Di antaranya ialah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, Wakil Ketua MPR Tamsil Linrung, Pengamat Energi Marwan Batubara, Pengamat Ekonomi Ichsanuddin Noorsy, Syahganda Nainggolan, dan perwakilan dari ormas-ormas Islam di Sumut.
"Pembukaan dilakukan dalam bentuk rapat akbar di pelataran Asrama Haji Medan yang mengundang semua komponen masyarakat. Diperkirakan akan dihadiri sedikitnya 8.000 orang dalam pembukaan ini," tambahnya.