REPUBLIKA.CO.ID., WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Kamis (25/8/2022) mengatakan setiap upaya untuk memutuskan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia (ZNPP) Ukraina dan mengalihkannya ke daerah-daerah yang diduduki Rusia "tidak dapat diterima”.
Pabrik itu tetap di bawah kendali Rusia setelah pasukan Moskow merebutnya dan daerah sekitarnya pada Maret.
Fasilitas tersebut terus memasok listrik ke jaringan listrik nasional Ukraina tetapi operator energi negara itu pada Kamis mengatakan bahwa pembangkit itu telah terputus setelah jaringan listrik rusak akibat kebakaran yang menghubungkannya ke jaringan nasional.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel mengatakan AS sedang "memantau dengan cermat" laporan bahwa dua reaktor operasional terakhir telah ditutup dan Rusia berusaha untuk lebih merusak keamanan energi Eropa.
"Jelas bahwa penembakan Rusia dan penyitaan pembangkit listrik dan infrastruktur Ukraina adalah bagian dari strateginya untuk menciptakan krisis energi di Eropa," kata dia kepada wartawan melalui konferensi video.
Otoritas pro-Rusia di Energodar, tempat pembangkit listrik itu berada, mengatakan sistem keamanan diaktifkan di pembangkit tersebut karena pemadaman listrik menyusul konflik di wilayah tersebut.
Fasilitas Zaporizhzhia di tenggara Ukraina adalah pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.
Pembangkit ini memiliki enam reaktor nuklir dan kapasitas pembangkit listrik 5.700 megawatt-jam. Ini menyediakan 20 persen dari total pangsa listrik di Ukraina.
Serangan artileri terjadi di sekitar pembangkit listrik dalam beberapa pekan terakhir dan Ukraina dan Moskow saling menuduh melakukan serangan.