Senin 05 Sep 2022 06:28 WIB

KY Terima Hibah Aset untuk Kantor Penghubung di NTT

Ini catatan sejarah bagi KY karena secara resmi mendapatkan hibah berupa aset kantor.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Komisi Yudisial (KY) Mukti Fajar Nur Dewata
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Ketua Komisi Yudisial (KY) Mukti Fajar Nur Dewata

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Yudisial (KY) menerima kedatangan perwakilan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) di Ruang Rapat Pimpinan KY, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut dilaksanakan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Hibah Aset berupa tanah dan bangunan dari Pemprov NTT untuk KY yang digunakan oleh kantor penghubung KY NTT.

Hadir menerima kunjungan tersebut adalah Ketua KY Mukti Fajar Nur Dewata, Anggota KY Amzulian Rifai dan Sekretaris Jenderal KY Arie Sudihar serta para pejabat eselon II. Mukti menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan bantuan yang diberikan oleh Pemprov NTT tersebut.

Baca Juga

"Hal ini menjadi catatan sejarah bagi KY karena secara resmi mendapatkan hibah berupa aset untuk kantor PKY di NTT," kata Mukti dalam keterangan pers yang dikutip Republika.co.id pada Ahad (4/9). 

Mukti menilai aset ini menjadi penting karena ke depan diharapkan KY bisa lebih berkembang, baik dari sisi administrasi maupun pelayanan bagi publik pencari keadilan. Dalam kesempatan sama, Anggota KY Amzulian Rifai ikut memberikan sambutan dan rasa terima kasihnya. Amzulian berharap agar tidak ada masalah atau sengketa terkait urusan aset tanah hibah ini dan bisa memanfaatkan hibah ini ke depannya.

"Kami sangat bersyukur dengan adanya hibah ini. Kita akan manfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga ke depan NTT ini bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lain," harap Amzulian.

Selanjutnya, Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah Pemprov NTT Alexon Lumba menjelaskan maksud pemberian hibah tanah ini adalah bertujuan untuk meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas dan kewenangan KY. "Hibah tanah dan bangunan ini untuk dijadikan sebagai Kantor Penghubung KY dan untuk meningkatkan layanan publik di wilayah NTT," ucap Alexon.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement