REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Dalam beberapa tahun terakhir aktivitas transfer Manchester United (MU) begitu gencar. Bahkan, tak klub asal kota pelabuhan tersebut tak segan untuk mengucurkan dana besar demi bisa mendatangkan pemain ke Stadion Old Trafford.
Pasar transfer musim panas MU pada 2022 kemarin bisa menjadi studi kasus di tahun-tahun mendatang tentang kesulitan menilai market pemain dalam era sepak bola modern. Setelah mengeluarkan dana senilai 225 juta pounds (Rp 3,8 triliun) untuk enam pemain baru, menguat persepsi bahwa dalam sepak bola, klub harus membayar lebih banyak untuk pemain yang mereka inginkan.
Mendaratkan Christian Eriksen dengan status bebas transfer dan bek kiri Tyrell Malacia hanya dengan 13 juta pounds plus tambahan adalah bisnis yang mengesankan. Namun mereka harus membakar uang demi ongkos boros Lisandro Martinez sebesar 56 juta pounds dari Ajax Amsterdam.
Menjelang mercato musim panas ditutup dan menelan dua kekalahan dari Brighton and Hove Albion serta Brentford membuat MU harus kembali bekerja di lantai transfer. Hasilnya, dalam keterdesakan tersebut, manajemen Setan Merah berhasil mengerek dua pemain top sekaligus yaitu Casemiro dari Real Madrid senilai 70 juta pounds, serta winger Ajax Antony dengan 85,5 juta pounds, biaya yang jelas begitu fantastis.
Hierarki MU jelas berharap pengeluaran berjalan lurus sepadan dengan kontribusi pemain di atas lapangan. Sejauh ini performa Martinez, Malacia, Eriksen dan Antony dikatakan cukup memuaskan para penggemar Iblis Merah.
Lisandro Martinez serta Tyrel Malacia bahkan sukses menggeser dua pemain yang sebelumnya berada di skuad utama MU Harry Maguire dan Luke Shaw.
Dilansir Manchester Evening, Rabu (21/9/2022), upaya perekrutan pemain di atas untuk membantu MU kembali ke empat besar dan berlaga di kompetisi Liga Champions, belum jadi jaminan. Sementara, reputasi MU untuk pengeluaran berlebihan pada pemain bisa sulit untuk digoyahkan. Ini membuat negosiasi pada masa depan menjadi lebih sulit bagi manajemen Setan Merah. Stigma itu dapat melekat pada MU dengan laporan baru tentang biaya yang dibayarkan selama dekade terakhir hanya akan memperkuat gagasan itu.
Laporan terbaru Football Observatory (CIES) menilai bisnis transfer pemain baru yang dilakukan oleh klub-klub di Liga Primer Inggris, La Liga Spanyol, Serie A Italia, Bundesliga Jerman, dan Ligue 1 Prancis sejak 2012, secara mengejutkan menempatkan MU di posisi teratas.
CIES memperkirakan MU telah membayar lebih sebesar 238 juta euro pada 33 kesepakatan kepindahan pemain sejak 2012, berada di depan Juventus yang menghabiskan total 234 juta euro serta Paris Saint-Germain (PSG) 162 juta euro.
MU disebut sebagai tim yang menghasilkan cuan bagi klub-klub lain. Buktinya terlihat dari reputasi Harry Maguire yang dibanderol senilai 80 juta pounds dengan predikat bek termahal dunia.
Setelah melewati musim panas dengan rekor belanja fantastis, direktur sepak bola MU John Murtough serta kepala eksekutif Richard Arnold harus bisa lebih berhati-hati dalam membuat anggaran belanja klub pada aktivitas transfer mendatang.