Ahad 09 Oct 2022 17:48 WIB

Tetap Gunakan Referendum, Rusia Tolak Rundingkan Aneksasi 4 Wilayah Ukraina 

Empat wilayah di Ukraina menggela referendum dan bergabung dengan Rusia

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nashih Nashrullah
 Sebuah bendera Rusia dikibarkan di Universitas Pedagogis di Luhansk, Republik Rakyat Luhansk yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia, Ukraina timur, Selasa 27 September 2022. Pemungutan suara dimulai Jumat di empat wilayah Ukraina yang dikuasai Moskow mengenai referendum untuk menjadi bagian dari Rusia .
Foto: AP
Sebuah bendera Rusia dikibarkan di Universitas Pedagogis di Luhansk, Republik Rakyat Luhansk yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia, Ukraina timur, Selasa 27 September 2022. Pemungutan suara dimulai Jumat di empat wilayah Ukraina yang dikuasai Moskow mengenai referendum untuk menjadi bagian dari Rusia .

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia mengatakan, mereka tidak menolak layanan perantara yang ditawarkan banyak negara untuk menjalin pembicaraan dengan Ukraina. 

Namun Moskow menegaskan, mereka menolak merundingkan kembali empat wilayah Ukraina yang sudah memutuskan bergabung dengan Rusia. 

Baca Juga

Direktur Departemen Kedua Negara-Negara Independen Persemakmuran Kementerian Luar Negeri Rusia, Aleksey Polischuk, mengungkapkan, negara yang tertarik menjembatani perundingan Rusia-Ukraina harus mampu meyakinkan Kiev untuk menghentikan operasi tempur dan kembali ke pembicaraan. 

"Kami siap untuk itu. Namun seperti yang telah dinyatakan, kami tidak akan membahas pilihan penduduk wilayah baru Rusia. Pihak berwenang Kiev harus menghormati ekspresi keinginan mereka. Jika tidak, tidak ada pembicaraan yang akan membuahkan hasil," kata Polischuk dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia, TASS, Ahad (9/10/2022). 

Penduduk wilayah baru Rusia yang disinggung Polischuk dalam pernyataannya mengacu pada Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia. 

Pada 30 September lalu, keempat wilayah Ukraina itu telah resmi menandatangani kesepakatan untuk bergabung dengan Rusia. 

Presiden Rusia Vladimir Putin berterima kasih kepada rakyat Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia yang telah memilih keputusan tersebut dalam referendum yang digelar pada 23-27 September lalu. 

"Dalam beberapa hari terakhir, orang-orang di Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia menganjurkan pemulihan persatuan bersejarah kita. Saya berterima kasih," kata Putin dalam upacara pengesahan bergabungnya empat wilayah tersebut ke Rusia di Grand Kremlin Palace's St George's Hall pada 30 September lalu, dilaporkan TASS. 

Pada 23 hingga 27 September lalu, Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia. Moskow mengklaim, sekitar 98 persen pemilih dalam referendum setuju untuk bergabung. 

Ukraina dan sekutu Barat-nya menolak hasil referendum tersebut. Mereka menilai referendum itu telah diatur sedemikian rupa hasilnya oleh Moskow.

Kendati ditolak dan ditentang, Rusia tetap melanjutkan rencananya untuk “merebut” keempat wilayah itu. Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia mewakili 15 persen dari luas wilayah Ukraina. Jika digabung, luasnya setara dengan luas Portugal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement