Rabu 12 Oct 2022 19:50 WIB

Soal Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM: Indikasinya Pelanggaran HAM

Hasil temuan terkait tragedi itu akan dipublikasikan dalam bentuk laporan akhir.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Agus raharjo
Komisioner Penyelidikan atau Pemantauan Komnas HAM  Mohammad Choirul Anam (kanan) bersama Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM/Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan Beka Ulung Hapsara (kiri) memberikan keterangan kepada media terkait hasil temuan awal Komnas HAM atas Tragedi Kemanusiaan Stadion Kanjuruhan di kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (12/10/2022). Dalam keterangannya Komnas HAM menilai penyebab utama tragedi Kanjuruhan ialah penggunaan gas air mata.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Komisioner Penyelidikan atau Pemantauan Komnas HAM Mohammad Choirul Anam (kanan) bersama Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM/Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan Beka Ulung Hapsara (kiri) memberikan keterangan kepada media terkait hasil temuan awal Komnas HAM atas Tragedi Kemanusiaan Stadion Kanjuruhan di kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (12/10/2022). Dalam keterangannya Komnas HAM menilai penyebab utama tragedi Kanjuruhan ialah penggunaan gas air mata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) turut mengusut tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan, berdasarkan hasil temuan pihaknya, ada indikasi tragedi ini sebagai pelanggaran HAM.

"Indikasinya ini pelanggaran HAM," kata Anam kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Baca Juga

Meski demikian, dia enggan merinci mengenai hal tersebut. Anam menyebut, detil semua hasil temuan Komnas HAM terkait tragedi itu akan dipublikasikan dalam bentuk laporan akhir.

Disamping itu, dia menyebut, Komnas HAM mengaku telah memiliki salah satu video kunci terkait tragedi Kanjuruhan. Video ini didapat dari seorang korban yang meninggal dalam peristiwa pada Sabtu (1/10/2022) tersebut.

"Ada satu yang sangat krusial. Sepanjang pengetahuan kami ini belum terpublikasikan. Dan video ini memang video yang diproduksi oleh (korban) yang meninggal," ujar Anam.

Meski demikian, Anam tidak mengungkapkan identitas korban meninggal yang merupakan pemilik video tersebut. Akan tetapi, menurut dia, video kunci itu sangat krusial karena memperlihatkan rangkaian kejadian dan situasi di dalam Stadion Kanjuruhan saat kericuhan terjadi hingga aparat kepolisian menebakkan gas air mata ke arah penonton.

"Jadi video ini memang sangat krusial. Dia (korban) bisa merekam sejak di tribun, sampai di titik pintu itu. Dia merekam banyak hal, dan dia sendiri bagian dari yang meninggal," ujarnya.

Anam menambahkan, pihaknya akan memasukan temuan video ini dalam laporan akhir penyelidikan terkait Tragedi Kanjuruhan. Selain itu, pihaknya juga sudah mendapatkan keterangan dari para saksi yang selamat.

Anam menambahkan, salah satu temuan pihaknya, yakni penembakan gas air mata ke arah tribun selatan pertama kali dilakukan sekitar pukul 22.08.59 WIB. Dia menyampaikan, tim sedang mendalami titik krusial yang mengakibatkan banyaknya korban meninggal.

"Hal inilah yang memicu kepanikan penonton dan muncul dinamika di lapangan menjadi ricuh. Ini tadi berdasarkan dari video kunci, video eksklusif, dan beberapa keterangan dari saksi yang selamat. Walaupun sempat ada yang pingsan di titik itu," tegas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement