Selasa 22 Nov 2022 18:14 WIB

Sekretaris Dewan Pengarah BPIP: Kita Perlu Merawat Agama, Etika, dan Moral Bangsa

Agama merupakan peran sentral dalam menjembatani dialog antara pihak yang bertikai

Red: Christiyaningsih
Sekretaris Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mayor Jenderal TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya menjadi pembicara pada kegiatan Global Interfaith Dialogue: Religions Diplomacy for Humanity and Global Peace, Selasa (22/11/2022).
Foto: BPIP
Sekretaris Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mayor Jenderal TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya menjadi pembicara pada kegiatan Global Interfaith Dialogue: Religions Diplomacy for Humanity and Global Peace, Selasa (22/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mayor Jenderal TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya menjadi pembicara pada kegiatan Global Interfaith Dialogue: Religions Diplomacy for Humanity and Global Peace, Selasa (22/11/2022). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Badan Pengelola Masjid Istiqlal yang juga mengundang beberapa tokoh-tokoh lintas iman di Indonesia.

“Seperti yang kita ketahui, peran agama serta sikap etika dan moral bangsa kita telah menjadikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat bangsa Indonesia," ujarnya.

Baca Juga

Wisnu melanjutkan agama merupakan peran sentral dalam menjembatani dialog antara pihak yang bertikai dengan melibatkan nilai-nilai perdamaian yang diajakan oleh agama. Karena peran agama itulah maka Forum R20 pada 2-3 November kemarin telah menghasilkan rekomendasi untuk mengatasi konflik dan pertentangan agama di seluruh dunia.

Dalam lanjutan diskusinya, Sekretaris Dewan Pengarah BPIP yang juga merangkap sebagai Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) mengatakan bahwa kita harus belajar dari masyarakat di Bali. Meski masyarakatnya mayoritas beragama Hindu, tetapi toleransi antarumat beragama sangat tinggi.