REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan benih sayuran PT East West Seed Indonesia (Ewindo) bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan bantuan sekaligus meresmikan operasional dan pelatihan penggunaan Reaktor Pupuk Organik Hayati kepada petani di Banyuwangi, Jawa Timur. Reaktor Pupuk Organik Hayati ini dibangun untuk menjadi salah satu pusat alih teknologi dan inovasi pertanian.
Deputy Managing Director Ewindo, Afrizal Gindow, mengatakan pemberian bantuan dan pelatihan penggunaan Reaktor Pupuk Organik Hayati ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) perusahaan untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan. "Selain untuk kelestarian lingkungan, melalui pertanian berkelanjutan ini kesejahteraan petani diharapkan akan semakin meningkat,” ujar dia, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (23/11/2022).
Penyerahan bantuan dipusatkan di Desa Jambewangi Kecamatan Sempu, secara simbolis oleh Afrizal didampingi Director of Seed Operations Ewindo, Joko Sareh Utomo. Reaktor Pupuk Organik Hayati dibangun Ewindo dengan tujuan menjadi salah satu pusat alih teknologi dan inovasi pertanian.
Hal ini sejalan dengan nilai perusahaan untuk memberikan hasil yang luar biasa melalui inovasi dan keunggulan operasional serta menjadi sahabat petani yang paling baik. Perusahaan melalui petugas-petugas lapangannya akan selalu dekat dengan petani untuk membimbing dan mendorong agar menjadi petani sukses dan melayani petani apapun kondisinya.
Pertanian berkelanjutan adalah usaha pertanian yang memanfaatan sumber daya lahan, air dan bahan tanaman untuk usaha produksi bersifat lestari, ekonomis dan menguntungkan. Hal ini dibangun di atas tiga prinsip yaitu pertama pertumbuhan tanaman yang ditanam di tanah harus memperhatikan unsur kimia, fisika, dan biologi tanah.
Terkait biologi tanah, diketahui banyak makhluk yang hidup di tanah sebagai media tumbuh tanaman. Makhluk tersebut ada yang baik dan ada juga yang buruk yang menjadi penyebab penyakit. Ekosistem akan bagus untuk mendukung pertumbuhan tanaman bila makhluk di tanah banyak yang berguna bagi tanaman. Pupuk Organik Hayati hasil kerja sama Ewindo dan BRIN berisi mikrobia yang baik yang membantu pertumbuhan tanaman.
Prinsip kedua yaitu mengambil apa yang dibutuhkan dari lahan dan kembalikan ke lahan apa yang tidak dibutuhkan. Kemudian prinsip ketiga adalah Pupuk Organik Hayati bukan sebagai penganti Pupuk Kimia, namun sebagai komplemen.
Dalam produksi pertanian, tanaman memerlukan 16 unsur makro dan mikro. Mikrobia yang ada dalam Pupuk Organik Hayati nantinya akan membantu tanaman menyerap unsur-unsur yang sangat dibutuhkan tersebut.
Tidak hanya itu, mikrobia tersebut juga akan berfungsi membantu menyediakan dan melarutkan unsur kimia yang dibutuhkan tanaman, merombak polutan, menghasilkan zat pengatur tumbuh asam-asam organik yang juga diperlukan tanaman, serta biopestisida. Alhasil, ketersediaan mikrobia di lahan pertanian akan meningkatkan hasil pertanian.
Berdasarkan pengujian, penggunaan Pupuk Organik Hayati berhasil meningkatkan produksi cabai hingga 11 ton per hektare (ha), lebih besar dari produksi sebelumnya yaitu 9 ton per ha. Selain itu, produksi padi naik menjadi 12 ton per ha. Sementara jika tidak menggunakan pupuk organik hayati produksinya hanya 8 ton per ha. Kenaikan produksi ini diantaranya dipicu oleh ketahanan tanaman terhadap tekanan lingkungan dan penyakit yang meningkat usai diberikan Pupuk Organik Hayati.