Jumat 25 Nov 2022 00:39 WIB

Ekspor Biji-Bijian Ukraina Melambat

Sejak perjanjian diperpanjang, tidak lebih dari lima kapal yang tinggalkan Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Sebuah kapal dengan pejabat Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB menuju ke kapal kargo berbendera Sierra Leone Razoni, untuk memeriksa apakah pengiriman biji-bijian sesuai dengan kesepakatan penting yang ditandatangani bulan lalu oleh Moskow dan Kyiv, di area inspeksi di Black Laut lepas pantai Istanbul, Turki, Rabu, 3 Agustus 2022. Kapal kargo Razoni, memuat 26.000 ton jagung, berlayar dari Odesa Ukraina pada Senin, menuju tujuan akhir, Lebanon.
Foto: AP/Emrah Gurel
Sebuah kapal dengan pejabat Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB menuju ke kapal kargo berbendera Sierra Leone Razoni, untuk memeriksa apakah pengiriman biji-bijian sesuai dengan kesepakatan penting yang ditandatangani bulan lalu oleh Moskow dan Kyiv, di area inspeksi di Black Laut lepas pantai Istanbul, Turki, Rabu, 3 Agustus 2022. Kapal kargo Razoni, memuat 26.000 ton jagung, berlayar dari Odesa Ukraina pada Senin, menuju tujuan akhir, Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Ekspor biji-bijian Ukraina mulai melambat setelah kesepakatan Black Sea Grain Initiative yang ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki diperpanjang pekan lalu. Kesepakatan antara Moskow dan Kiev ini membuka blokir ekspor yang terhenti di pelabuhan Laut Hitam.

Menurut laporan PBB, sejak perjanjian diperpanjang melampaui 19 November, tidak lebih dari lima kapal per hari telah meninggalkan Ukraina. Jumlah ini turun dari pekan dan bulan sebelumnya ketika 10 kapal yang berangkat.

Baca Juga

Juru bicara PBB Ismini Palla mengatakan, arus kapal dipengaruhi oleh ketidakpastian masa lalu terkait perpanjangan kesepakatan, kondisi cuaca Istanbul yang buruk untuk inspeksi, dan rotasi staf dan inspektur baru di Pusat Koordinasi Bersama (JCC).

Sejauh ini hampir 12 juta ton biji-bijian dan bahan makanan telah diekspor dengan 491 pelayaran keluar. Namun pergerakan telah melambat bulan ini, sebagian karena ketidakpastian di antara pengirim dan perusahaan asuransi tentang apakah Rusia akan setuju untuk memperpanjang perjanjian tersebut.

Sebanyak 27 kapal berlayar dari Ukraina dalam tujuh hari hingga 23 November, dibandingkan dengan 36 kapal pada minggu sebelumnya dan 38 antara 27 Oktober-2 November. Hanya delapan yang berangkat antara 3-9 November, tepat setelah Rusia menangguhkan sebentar keikutsertaannya dalam kesepakatan itu, membatasi pelayaran menuju Ukraina.

Inspeksi oleh tim empat pihak dari semua kapal yang keluar dan masuk juga telah melambat dalam beberapa pekan terakhir. Jumlah turun tajam dari beberapa hari ketika hanya pejabat PBB dan Turki yang bekerja selama penangguhan Rusia.

Sekitar 112 kapal menunggu pemeriksaan di perairan Istanbul, termasuk beberapa terhenti lebih dari sebulan. JCC sedang mendiskusikan cara untuk meningkatkan inspeksi yang berhasil.

Ada antara nol hingga enam inspeksi per hari dalam tujuh hari hingga 23 November, dibandingkan dengan lima hingga delapan di minggu sebelumnya dan hingga 11 di hari sebelumnya. JCC menyatakan, cuaca buruk menghentikan beberapa inspeksi minggu lalu.

Palla mengatakan tiga tim inspeksi telah beroperasi dalam dua minggu terakhir. "JCC melanjutkan diskusinya tentang bagaimana menyesuaikan perencanaan inspeksi untuk musim dingin dan mengerahkan kapasitas yang memadai. Kami mendesak semua pihak untuk melakukan upaya terbaik untuk menyepakati jalan maju yang berkelanjutan dan layak," ujarnya.

Duta besar Ukraina untuk Turki Vasyl Bodnar mengatakan, pelambatan itu terjadi karena ketidakpastian pekan lalu atas pembaruan kesepakatan. Ditambah lagi penolakan Rusia untuk mempercepat inspeksi dan menambah jumlah tim saat ini.

"Satu masalah utama adalah Rusia memperlambat pemeriksaan, mungkin dengan sengaja. Jika Rusia mau bekerja sama, kita bisa meningkatkan inspeksi dan menambah jumlahnya. Terserah mereka," ujar Bodnar.

Ukraina dan Rusia adalah eksportir biji-bijian utama dunia. Mereka sepakat tim inspeksi akan memeriksa kapal untuk memastikan tidak ada orang atau barang yang dilarang datang atau berangkat dari pelabuhan Ukraina. 

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement