REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indikator Publik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan, sejauh ini nama Ganjar Pranowo selalu unggul dalam berbagai simulasi dukungan capres. Anies Baswedan di posisi kedua dan Prabowo Subianto di ketiga.
Namun, ia menuturkan, tampak Anies mengalami peningkatan dukungan dalam waktu kurang lebih dua bulan. Sedangkan, tren Ganjar dan Prabowo cenderung menurun, terutama Prabowo. Terakhir, posisinya Prabowo Subianto di urutan ketiga.
Untuk nama-nama lain, lanjut Burhanuddin, jauh lebih rendah. Sampai simulasi daftar 10 nama, Ridwan Kamil dukungannya lebih besar selain Anies, Ganjar dan Prabowo, tapi masih kurang dari 10 persen. Pun ketiga simulasi tiga nama.
"Ganjar Pranowo 33,9 persen unggul tipis dari Anies Baswedan 32,2 persen. Sementara, Prabowo Subianto 23,9 persen di urutan ketiga berjarak cukup lebar dengan dua pesaingnya," kata Burhanuddin, Kamis (1/12/2022).
Dibandingkan dua bulan sebelumnya, Anies mengalami peningkatan cukup besar sekitar enam persen. Prabowo menurun cukup tajam sekitar lima persen dan Ganjar sedikit melemah dua persen. Terjadi pula pada periode September-November.
Tren dukungan Anies menguat, tepatnya 3 Oktober 2022 usai Nasdem mendeklarasikan sebagai capres yang diusung pada pilpres 2024. Sebulan usai deklarasi, kesadaran warga besar, 43-44 persen warga tahu Anies dideklarasikan sebagai capres Nasdem.
Terlepas dari kesadaran atau tidak, mayoritas merespons positif dengan langkah itu, 56,6 persen. Tapi, terutama di antara warga yang paham, mayoritas setuju atau sangat setuju dengan langkah Nasdem mencapreskan Anies Baswedan 69,3 persen.
"Dari kelompok yang tahu Nasdem mencapreskan Anies, dukungan terhadap Anies semakin dominan, dukungan Ganjar stabil dan basis Prabowo tertekan. Sementara, kelompok yang tahu dan setuju, Anies mayoritas, Ganjar dan Prabowo sangat tertekan," ujar Burhanuddin.
Ia melihat, deklarasi Nasdem capreskan Anies berdampak positif kepada dukungan Anies. Namun, Ganjar tampak masih memiliki faktor pengungkit basis elektoralnya yaitu tingkat popularitas yang masih cukup jauh di bawah Prabowo dan Anies.
Ganjar baru dikenal oleh sekitar 76,3 warga, sedangkan Prabowo 95,7 persen dan Anies 89 persen, hampir semua warga sudah mengenal atau tahu nama. Selama lebih dari setahun ke belakang, popularitas Ganjar selalu lebih rendah dari keduanya.
Kesadaran warga terkait deklarasi sebagai capres memberi kepastian Anies maju pilpres berdampak positif ke dukungan. Jika semakin luas, maka efek elektoral semakin besar. Tapi, tidak mempengaruhi dukungan ke Ganjar, tapi menekan basis Prabowo. "Ke depan, Prabowo Subianto kemungkinan akan semakin tertekan sebagai dampak kerja sosialisasi dua pesaing utamanya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo," kata Burhanuddin.