REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi (Himasi) Kampus Digital Kreatif Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Yogyakarta, telah menyelesaikan kegiatan pendampingan pada Kelompok Usaha Bersama (KUB), ‘Karya Manunggal Bambu’. Sebelumnya Himasi berhasil lolos hibah Program Pendampingan Masyarakat (P2MD) dari KemendikbudDikti, dengan total pendanaan Rp 35 juta.
Implementasi P2MD dengan judul ‘Program Pemberdayaan Masyarakat Desa Semin Kabupaten Gunung Kidul dalam Peningkatan Mutu Produk Bambu Berbasis Platform Digital’, ini telah dilaksanakan selama kurang lebih 5 bulan, yakni bulan Juli hingga November 2022.
Anik Andriani selaku Ketua program studi (Kaprodi) Sistem Informasi Universitas BSI kampus Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing lapangan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini diawali dengan sosialiasi yang langsung dilakukan oleh Himasi kepada anggota KUB, yang merupakan sasaran pendampingan ini.
“Terdapat tujuh kegiatan utama dalam program pendampingan peningkatan kualitas produk bambu dan penjualan berbasis platform digital, antara lain kegiatan penyerahan hibah alat dan bahan, pelatihan inovasi produk kerajinan bambu, pembuatan website manunggal bambu, pelatihan penjualan produk melalui website dan sosial media, studi banding, pendampingan pembentukan koperasi, dan penguatan bahasa inggris untuk penjualan ekspor,” ungkap Anik dalam rilis yang diterima, Rabu (7/12/2022).
Lanjutnya, melalui kegiatan pelatihan inovasi produk, para pengrajin mampu membuta produk inovasi dari bambu, seperti tumbler, gelar, tempat makan, dan teko, dimana selama ini pengrajin hanya memproduksi mainan tradisional saja. Selain itu, Himasi juga mengajak pengrajin melakukan studi banding ke Pusat Kerajinan Bambu Tirtoadi, Sleman.
“Pada kegiatan ini terjalin kerjasama penjualan antara pengrajin dengan Pusat Kerajinan Bambu Tirtoadi. Pengrajin juga mendapatkan ilmu pembuatan tas bambu dan hantaran yang saat ini memiliki peminat tinggi. Selain itu, Himasi juga mengadakan bimbingan untuk pembuatan koperasi sehingga, pengrajin dapat mengajukan bantuan dana UMKM dari pemerintah. Pengrajin juga dibekali dengan pengantar Bahasa Inggris agar mampu meningkatkan penjualan produk,” jelas Anik.
Ia berharap melalui kegiatan P2MD ini, mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produk bambu yang dihasilkan oleh KUB Karya Manunggal Bambu. Selain itu diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif, dan kemampuan menyelesaikan masalah bagi mahasiswa Universitas BSI, selain sebagai sarana untuk mengimplementasikan pengetahuan dan ketrampilan yang telah didapat selama kuliah.
Sementara itu, Sukirno selaku ketua KUB mengatakan kegiatan program pemberdayaan masyarakat desa ini sangat bermanfaat untuk para pengrajin. Menurutnya, selama ini pengrajin bambu di tempat kami hanya fokus pada pembuatan mainan tradisional dari bambu dimana saat pandemi Covid-19 terjadi, penjualan produk menurun drastis.
“Selain itu dengan dibuatkannya website serta pelatihan penjualan secara online juga dapat menambah pangsa pasar untuk penjualan produk pengrajin karena selama ini kami hanya mengandalkan penjualan produk melalui pengepul yang tentunya diberi harga murah,” kata Sukirno.