REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI - Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mendukung pengunjuk rasa anti Covid China. Tapi, ia menyatakan kekhawatiran bahwa Beijing bisa saja mengkambinghitamkan Taiwan jika aksi demo dimulai kembali.
Joseph Wu mengatakan, Taiwan mendukung negara demokrasi dalam menyerukan China untuk menghormati hak asasi manusia. Hal ini berkelindan dengan protes yang menyebar di seluruh China atas tuntutan diakhirinya kebijakan nol Covid ketat negara tersebut.
"Ketika mata pencaharian masyarakat dibatasi atau kehidupan masyarakat dibuat tidak nyaman karena kebijakan pemerintah, saya pikir adalah hak masyarakat untuk berdiri dan mengatakan bahwa mereka menuntut beberapa hak dasar," kata Wu dalam wawancara khusus dengan media The Guardian, Rabu (7/12/2022).
"Kebebasan berekspresi, kebebasan berbicara, adalah hak dasar, dan kami tentu berharap pemerintah China akan memperhatikan hak dasar semacam itu," ujarnya melanjutkan.
Namun, Wu mengatakan Taiwan telah memantau dengan seksama aksi unjuk rasa di China. Ia pun menyatakan kekhawatirannya bahwa aksi massa dapat dimulai kembali.
"Kami selalu khawatir bahwa pemerintah China mungkin mencoba menciptakan krisis eksternal untuk mengalihkan perhatian dalam negeri," kata Wu. "Kami khawatir pemerintah China akan membidik Taiwan, akan menuduh Taiwan sebagai penyebab kerusuhan di China," imbuhnya.
Wu menilai pemerintah tampaknya bersedia memoderasi beberapa tindakannya. "Jadi di masa depan, ini mungkin menyebabkan lebih banyak demonstrasi di antara orang-orang China karena mereka berpikir bahwa ketika ada keluhan besar, ini mungkin cara yang sangat efektif untuk mengubah kebijakan pemerintah," kata Wu.
Pekan lalu terlihat beberapa penyebutan khusus tentang Taiwan di tengah klaim keterlibatan asing dalam protes China. Satu komunikasi dari seorang manajer bangunan tempat tinggal di Guangzhou, menyalahkan kerusuhan akibat dari Amerika dan Taiwan, dan ada penyebutan sporadis di media sosial, menunjukkan beberapa penerimaan atas klaim tersebut.
Kampanye disinformasi Partai Komunis (CCP) dan perang kognitif adalah elemen utama dari upaya Beijing untuk menggoyahkan pemerintah dan masyarakat Taiwan, dan semakin memprihatinkan pemerintah pulau itu. Tidak ada bukti bahwa protes tersebut dipicu oleh pasukan asing.
Tuduhan itu diejek oleh pengunjuk rasa yang menghadiri setidaknya satu unjuk rasa. Video yang dibagikan secara luas menunjukkan seorang pria mempertanyakan bagaimana mereka dapat berkomunikasi dengan pasukan asing ketika mereka tidak dapat terhubung ke layanan internet asing.