Senin 12 Dec 2022 05:05 WIB

Ulama Banten Serukan Persatuan Umat dan Bangsa

Perbedaan tidak boleh dijadikan alasan untuk saling menghina.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Ulama Banten Serukan Persatuan Umat dan Bangsa
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ulama Banten Serukan Persatuan Umat dan Bangsa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama karismatik Banten KH Hasan Basri menyerukan persatuan untuk umat dan bangsa. Menurut dia, perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan tidak boleh dijadikan alasan untuk saling menghina dan memecah belah. Hal ini disampaikan Kiai Hasan dalam acara Pengajian dan Doa Bersama bertema “Islam dan Keindonesiaan: Membangun Harmoni dalam Kemajemukan” yang diselenggarakan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Qusyairi, Rangkasbitung, Banten, Ahad (11/12/2022).

“Umat Islam punya tanggung jawab menjaga dan melindungi masyarakat dari perpecahan, menjaga Ketentraman. Ulama punya tanggung jawab untuk mencegah dan melarang bila ada upaya merusak lingkungan,” ujar Kiai Hasan dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (11/12/2022).

Baca Juga

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hasanah Lebak ini mengatakan, umat Islam harus selalu menjaga kerukunan dan persaudaraan di Indonesia. Menurut dia, umat Islam tidak boleh berpecah belah dengan umat agama lainnya.

“Jangan sampai pecah belah dengan yang lain. Yang Muslim dan non-Muslim tetap indah, rukun dan guyub,” ucapnya.

Menjelang perhelatan Pemilu 2024 mendatang, lanjutnya, perbedaan politik juga tidak boleh merusak hubungan persaudaraan sesama bangsa Indonesia. “Dalam hal politik, beda pilihan biasa. Tidak boleh bermusuhan. Mau ke mana, pilih siapa tidak ada masalah bagi orang Muttaqin. Yang takut kepada Allah, beda pilihan politik nggak ada masalah. Harus baik dengan tetangga dan kerabat dekat walaupun beda pilihan,” kata Kiai Hasan.

Dia pun berharap kepada para penceramah untuk tidak berbicara politik praktis di mimbar-mimbar masjid yang dapat memecah belah umat. Seorang penceramah, menurut dia, harus bisa menahan diri berbicara politik demi menjaga kerukunan umat.

“Agama itu memberi nasihat, berikan arahan yang benar kepada pemerintah. Ini negara kesepakatan, diputuskan oleh majelis ulama, tidak boleh kita merusak dan mengganggu persatuan, kesatuan dan kemaslahatan bangsa,” ujarnya.

“Ibarat kalau ada rumah yang bocor, gentingnya aja yang dibenerin, bukan rumahnya yang dirobohkan," imbuhnya.

Dalam ceramahnya, Kiai Hasan juga menyinggung perihal aksi demonstrasi yang kerap muncul belakangan. Meskipun demonstrasi dibolehkan dalam demokrasi, kata dia, tetap harus mempertimbangkan asas kemanfaatan dan amar makruf nahi mungkar. Jika demo hanya mendatangkan mudharat dan memperluas kerusakan sebaiknya tidak dilakukan. 

"Saya tidak anti demo, kalau sudah kasar kata-katanya, apalagi merusak, saya sangat menentang," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement