Rabu 04 Jan 2023 09:18 WIB

Pakar Gestur: Pangeran Harry Tampak Bossy Saat Diwawancarai Anderson Cooper

Pangeran Harry akan tampil di program bincang-bincang Anderson Cooper.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Pangeran Harry dari Inggris menyapa masyarakat setelah melihat karangan bunga untuk mendiang Ratu Elizabeth II di luar Kastil Windsor, di Windsor, Inggris, Sabtu, 10 September 2022. Pangeran Harry akan tampil di program TV CBS 60 Minutes yang dipandu Anderson Cooper pada 8 Januari 2023.
Foto: AP/Martin Meissner
Pangeran Harry dari Inggris menyapa masyarakat setelah melihat karangan bunga untuk mendiang Ratu Elizabeth II di luar Kastil Windsor, di Windsor, Inggris, Sabtu, 10 September 2022. Pangeran Harry akan tampil di program TV CBS 60 Minutes yang dipandu Anderson Cooper pada 8 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehidupan Pangeran Harry terus mendapat sorotan. Kini, gelagat pangeran Harry saat diwawancarai jurnalis AS Anderson Cooper dalam program TV CBS 60 Minutes dinilai bossy.

Dalam sebuah cuplikan 60 Minutes, narator menjelaskan bahwa Pangeran Harry akan berbicara tentang Spare, memoar terbarunya yang akan terbit pada 10 Januari 2023. Klip tersebut menunjukkan Harry dan Anderson berjalan di sebuah taman kemudian duduk berhadapan di ruang tamu.

Baca Juga

Pakar bahasa tubuh Judi James mengatakan bahwa gerakan tubuh dan ekspresi Harry di sepanjang klip tampak sedang memperpanas "drama" yang terjadi antara dirinya dan keluarga kerajaan. Menurut Judi, gerak-gerik Harry juga terlihat seolah-olah dalam mode meluapkan sesuatu.

Judi melihat setidaknya terdapat tiga bahasa tubuh yang berbeda dari Harry selama video tersebut. Pertama, ada saat Harry memperlihatkan gestur sebagai seorang pemimpin atau pemegang perintah.

Kedua, ketika berjalan di taman, Harry memasukan satu tangan di sakunya, sementara tangan kanan bergerak saat berbicara. Menurut Judi, sifat ini digunakan oleh para politisi dan pemimpin dunia untuk terlihat lebih kuat dan lebih memegang kendali daripada orang lawan bicaranya.

"Jika satu pemimpin berjalan dengan yang lain, yang melakukan gerakan tangan terlihat seperti pemimpin yang lebih dominan sementara yang lain dipaksa untuk mendengarkan," kata Judi, seperti dilansir laman Express, Rabu (4/1/2023).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement