REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter dari rumah sakit pusat infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Sucahyo Adi Nugroho mengingatkan virus inflluenza yang bisa bermutasi seperti Covid-19. Kendati demikian, keparahan tergantung mutasi virus ini.
"Semua virus bisa bermutasi, sama seperti influenza," ujarnya, Rabu (4/1/2023).
Ia menyontohkan, dulu di Spanyol ada pandemi spanish flu 1918, kemudian flu burung, swine flu, flu hongkong yang merupakan mutasi virus influenza. Kendati demikian, dia melanjutkan, berat ringannya varian baru virus ini tergantung dari mutasi virus influenza tersebut.
Terkait gejala Covid-19 yang semakin ringan dan mirip dengan flu biasa, ia mengakuinya. Kendati demikian, ia menegaskan ini tergantung pada mutasinya.
Sebab, secara umum gejala umum penyakit flu seperti demam, kelelahan, hingga lesu. Kemudian, dia melanjutkan, Covid-19 terkadang ditambah gejala pneumonia walaupun influenza dalam keadaan berat juga bisa terjadi radang paru-paru.
"Cuma pada Covid-19 ini terkadang jika terjadi pada orang tua akan menimbulkan gejala yang lebih berat," katanya.
Mengenai vaksin influenza yang sudah tersedia, dia mengakui vaksin digunakan untuk meningkatkan antibodi manusia. Namun, vaksin tidak bisa melindungi 100 persen melainkan hanya mencegah keparahan yang akan timbul.
"Jadi, bukan berarti kalau sudah divaksin kemudian bebas dari ancaman. Tetap saja bisa terkena, hanya komplikasi yang ditimbulkan jadi lebih ringan," katanya.
Ia menambahkan, ada aturan penggunaan vaksin influenza. Biasanya, vaksin ini diberikan setahun sekali. Kendati demikian, ia menyebutkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah mengeluarkan aturan vaksin dari umur 6 hingga 18 tahun diberikan berapa dosisnya, berapa kali pemberian.
Kemudian, ia menyebutkan vaksinasi dewasa juga ada pedoman aturan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).