Kamis 12 Jan 2023 16:30 WIB

China Bantah Terapkan Jebakan Utang ke Negara-Negara Afrika

AS berulang kali menuduh China menerapkan jebakan utang pada negara-negara berkembang

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Benua Afrika. Menteri Luar Negeri China Qin Gang menolak tuduhan yang menyebut pinjaman dana dari Beijing ke negara-negara Afrika merupakan perangkap atau jebakan utang. Hal itu disampaikan dalam tur diplomatiknya ke Afrika, Rabu (11/1/2023).
Foto: Anadolu Agency
Benua Afrika. Menteri Luar Negeri China Qin Gang menolak tuduhan yang menyebut pinjaman dana dari Beijing ke negara-negara Afrika merupakan perangkap atau jebakan utang. Hal itu disampaikan dalam tur diplomatiknya ke Afrika, Rabu (11/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA – Menteri Luar Negeri China Qin Gang menolak tuduhan yang menyebut pinjaman dana dari Beijing ke negara-negara Afrika merupakan perangkap atau jebakan utang. Hal itu disampaikan dalam tur diplomatiknya ke Afrika.

“Kontribusi China nyata dalam memperbaiki kehidupan rakyat Afrika. Kami tidak menerima label jebakan utang yang tidak masuk akal,” kata Qin dalam pidatonya saat berkunjung ke Ethiopia, Rabu (11/1/2023), dilaporkan Bloomberg.

Baca Juga

Amerika Serikat (AS) adalah pihak yang telah berkali-kali menuduh China menerapkan jebakan utang pada negara-negara berkembang. Terkait situasi di Afrika, Qin Gang, mengutip data Bank Dunia, mengatakan, pemberi pinjaman multilateral menyumbang tiga perempat dari utang luar negeri Afrika dan harus memainkan peran lebih besar dalam menyelesaikan masalah pembayaran.

Menurut Finance for Development Lab, biaya pembayaran utang eksternal negara-negara Afrika Sub-Sahara kemungkinan akan naik 50 persen pada 2026 dari tingkat 2019. Sebanyak 18 dari 54 negara di Afrika akan berjuang untuk membayar utang mereka.

Meski dituduh AS, dalam pidatonya di Ethiopia, Qin Gang tetap menyerukan peningkatan hubungan antara Beijing dan Washington. Menurut dia, alih-alih bersaing, kedua negara harus bisa saling bekerja sama dan hidup berdampingan.

“Tidak ada negara, tidak ada orang yang berhak memaksa negara-negara Afrika dan orang-orang untuk memihak. Afrika harus menjadi panggung besar kerja sama internasional, bukan arena persaingan negara-negara besar,” ujar Qin.

Selain Ethiopia, Qin akan mengunjungi Gabon, Angola, Benin, dan Mesir. Tur diplomatiknya ke Afrika menjadi perjalanan luar negeri pertamanya sejak dilantik sebagai menteri luar negeri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement