Kamis 02 Feb 2023 16:44 WIB

Penelitian Ungkap Jam Makan tidak Berpengaruh untuk Turunkan Berat Badan

Waktu antara makan pertama dan terakhir tidak memengaruhi berat badan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Jam makan tidak berpengaruh untuk menurunkan berat badan. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Jam makan tidak berpengaruh untuk menurunkan berat badan. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren diet menjanjikan bahwa jam makan sama pentingnya untuk menurunkan berat badan. Salah satu pola makan itu dikenal sebagai puasa intermiten, yang memerlukan jadwal puasa dan makan bergantian.

Jadwal puasa intermiten yang populer adalah makan yang dibatasi waktu. Dengan membatasi makan hingga beberapa jam sehari, pendukung diet ini berpendapat bahwa orang dapat memanfaatkan ritme alami tubuh untuk menurunkan berat badan.

Baca Juga

Namun, penelitian baru yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association pada 18 Januari menyebutkan bahwa lama waktu ketika Anda makan tampaknya tidak membantu menurunkan berat badan. Dalam studi itu, 547 peserta menggunakan aplikasi telepon untuk melacak makanan harian mereka selama periode enam bulan.

Hal tersebut digunakan para peneliti untuk menentukan rata-rata jam makan setiap orang setiap hari; berapa banyak makanan yang mereka makan; apakah peserta menggambarkan setiap makanan kecil, sedang, atau besar; dan berapa banyak berat badan naik atau turun. Pada akhirnya, peneliti menemukan bahwa waktu antara makan pertama dan terakhir peserta tidak memengaruhi berat badan.

Yang penting adalah ukuran makanan peserta, di mana orang yang makan lebih banyak makanan berukuran besar atau sedang lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan. Sementara orang yang makan makanan porsi kecil lebih mungkin menurunkan berat badan.

Rekan penulis studi, seorang dokter perawatan primer, dan profesor asosiasi di Fakultas Kedokteran Johns Hopkins, Wendy Bennett menekankan, studi ini bukanlah hasil akhir tentang tren waktu dengan batasan waktu. Seorang peneliti nutrisi yang mempelajari puasa intermiten di University of Illinois, Chicago, Krista Varady, yang tidak berpartisipasi dalam penelitian tersebut, mengatakan ada beberapa faktor yang dapat mengaburkan hasil, termasuk ukuran sampel yang kecil, hingga ketergantungannya pada peserta yang menggambarkan porsi dan tidak mencatat jumlah kalori tertentu.

Namun demikian, Varady setuju bahwa tampaknya tidak ada hal istimewa dengan rutinitas makan pada waktu tertentu. Meski demikian, membatasi makan pada waktu-waktu tertentu dapat membantu orang menurunkan berat badan. Bagi sebagian orang, pola makan ini lebih mudah diikuti daripada diet lain yang mengharuskan menghitung kalori.

Seorang profesor di Johns Hopkins School of Medicine, Nisa Maruthur setuju dengan logika Varady. "Jika kalori Anda sama, kapan pun Anda memakannya, tidak ada pengaruhnya terhadap berat badan," ujar Maruthur dilansir Time, Kamis (2/2/2023).

Namun, dia mengatakan, menetapkan batas waktu makan dapat membantu. Jika Anda memutuskan hanya makan antara jam 10.00 dan 16.00, faktanya adalah Anda mungkin makan lebih sedikit kalori. Maruthur terlibat dalam inisiatif yang lebih luas di Johns Hopkins.

Maruthur mengatakan, meskipun makan pada waktu tertentu tidak bermanfaat, dia tetap merekomendasikan makan tepat waktu jika itu membantu orang tertentu makan lebih sehat. “Pola makan terbaik untuk siapa pun mungkin adalah diet yang bisa mereka ikuti,” kata Maruthur.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement