REPUBLIKA.CO.ID, ANTAKYA -- Total korban jiwa gempa di selatan Turki dan Suriah menjadi lebih dari 7.800 orang. Tim penyelamat berlomba dengan waktu pada musim dingin, yang membekukan untuk mengeluarkan para penyintas dari reruntuhan bangunan.
Saat skala bencana semakin jelas total korban jiwa diperkirakan akan bertambah kembali. Seorang pejabat PBB mengatakan, ribuan anak-anak mungkin meninggal dunia dalam bencana ini.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mendeklarasikan masa darurat di 10 provinsi. Namun, warga di kota-kota yang terdampak gempa menyuarakan kegeraman dan amarah atas sedikit dan lambatnya respons pemerintah pada gempa bumi paling mematikan di Turki sejak 1999.
"Bahkan, tidak ada satu orang pun di sini, kami di bawah salju, tanpa rumah, tanpa apa pun, apa yang harus saya lakukan, ke mana saya bisa pergi?" kata Murat Alinak yang rumahnya di Malatya ambruk, Selasa (7/2/2023).