Jumat 10 Feb 2023 19:17 WIB

Korsel Hapus Pembatasan Masuk untuk Pengunjung Cina

Awal Januari Seoul berhenti mengeluarkan sebagian besar visa jangka pendek di Beijing

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Cina dan Korea Selatan (ilustrasi). Korea Selatan (Korsel) mengatakan, akan menghapus pembatasan masuk yang diberlakukan pada pengunjung jangka pendek dari Cina. Tindakan ini berangkat dari situasi Covid-19 di negara itu mulai stabil.
Bendera Cina dan Korea Selatan (ilustrasi). Korea Selatan (Korsel) mengatakan, akan menghapus pembatasan masuk yang diberlakukan pada pengunjung jangka pendek dari Cina. Tindakan ini berangkat dari situasi Covid-19 di negara itu mulai stabil.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) mengatakan, akan menghapus pembatasan masuk yang diberlakukan pada pengunjung jangka pendek dari Cina. Tindakan ini berangkat dari situasi Covid-19 di negara itu mulai stabil.

Pemerintah memutuskan untuk menormalkan aplikasi visa jangka pendek di konsulat Cina mulai Sabtu (11/2/2023). Keputusan ini menyusul pertemuan anti-virus pada Jumat (10/2/2023).

Baca Juga

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korsel mengatakan, 1,4 persen dari pengunjung jangka pendek Cina dinyatakan positif setelah kedatangannya, dibandingkan dengan hampir 22 persen pada minggu pertama Januari. Hingga Jumat, delapan dari mereka tetap dikarantina di hotel-hotel yang ditunjuk, dibandingkan dengan sekitar 140 karantina pada awal Januari.

"Tren penurunan tampaknya mencerminkan perubahan situasi Covid-19 di Cina, di mana tanda-tanda munculnya virus setelah liburan Tahun Baru Imlek belum terlihat dan munculnya varian baru belum terjadi," kata Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan pelonggaran pengaturan perbatasan.

Seoul pada awal Januari berhenti mengeluarkan sebagian besar visa jangka pendek di konsulat Beijing. Tindakan ini beralasan karena kekhawatiran tentang lonjakan virus di negara itu dan potensi mutasi baru.

Dengan aturan pelonggaran, Korsel hanya akan mewajibkan semua penumpang dari Cina, Hong Kong, dan Makau untuk menyerahkan bukti tes negatif yang diambil 48 jam sebelum kedatangan dan melakukan tes lagi setelah tiba. Namun, para pejabat mengatakan, langkah-langkah itu dapat dilonggarkan nanti tergantung pada perkembangan virus.

Menurut data dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel, sekitar 10.600 pengunjung jangka pendek dari Cina menjalani tes bandara setelah tiba sejak 2 Januari. Sekitar tujuh persen dari mereka dinyatakan positif.

Meskipun mengizinkan perpanjangan visa yang ada, Korsel telah berhenti mengeluarkan sebagian besar visa jangka pendek di konsulat Cina. Izin bisa keluar jika berkenaan dengan urusan penting pemerintah, kegiatan diplomatik, bisnis, serta alasan kemanusiaan.

Tindakan pembatasan Korsel mendorong Cina membalas dengan menangguhkan aplikasi visa jangka pendek bagi warga Korsel. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran bisnis di negara yang sangat bergantung pada ekspor ke Cina.

Pejabat Korsel membela tindakan mereka sebagai pembalasan. Seoul mengatakan, penyebaran Covid-19 di Cina menciptakan kekhawatiran tentang kemungkinan munculnya varian baru dan mengeluh bahwa otoritas Cina tidak membagikan data infeksi yang transparan.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement