Jumat 10 Feb 2023 23:31 WIB

Buwas Ungkap Indikasi Beras Impor Bulog akan Diselundupkan ke Timor Leste

Padahal, beras impor tersebut akan digunakan untuk operasi pasar.

Rep: Deddy Darmawan Nasution/ Red: Andri Saubani
Harga beras di pasar mulai merangkak naik sejak awal pekan di bulan Februari 2023. Dirut Bulog Budi Waseso menduga ada beras impor Bulog yang terindikasi akan diselundupkan ke Timor Leste. (ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Harga beras di pasar mulai merangkak naik sejak awal pekan di bulan Februari 2023. Dirut Bulog Budi Waseso menduga ada beras impor Bulog yang terindikasi akan diselundupkan ke Timor Leste. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengungkapkan adanya dugaan beras impor Bulog bakal diselundupkan ke Timor Leste. Padahal, beras tersebut digunakan untuk operasi pasar yang didatangkan dari luar negeri. 

Budi menuturkan, dugaan tersebut muncul saat dirinya melakukan inspeksi mendadak Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), pekan lalu. 

Baca Juga

“Beras dari Cipinang hari ini bisa jalan sampai ke Atambua (NTT), dan itu dijual dengan harga yang sangat mahal. Ada indikasi beras ini akan diselundupkan ke Timor Leste,” kata Budi dalam Konferensi Pers di Mapolda Banten, Jumat, (10/2/2023). 

Budi mengatakan, jika benar terjadi, penyelundupan beras impor yang didatangkan ke Indonesia untuk menstabilisasi harga tak akan membuahkan hasil. Terlebih, beras Bulog yang dijual seharga medium kepada pedagang dikemas ulang dengan kemasan beras premium agar bisa dijual dengan harga tinggi.  

"Negara ini berusaha memenuhi kebutuhan masyarakatnya, tapi ada oknum yang memanfaatkan. Oknum pengusaha yang melakukan ini justru akan (menyelundupan) beras) keluarkan dari Indonesia,” katanya menambahkan. 

Ia menuturkan, Perum Bulog bersama Satgas Pangan akan bekerja sama untuk memperketat peredaran beras Bulog. Dirinya pun berharap keberadaan mafia beras bakal diberantas agar tak menimbulkan permasalahan terhadap perberasan dalam negeri. 

Lebih lanjut, Buwas mengatakan Satgas Pangan Polri dipastikan bakal terus melakukan penelusuran terhadap berbagai indikasi penyelewengan beras Bulog.“Pasti saya yakin diurus oleh kepolisian dari mana sumbernya. Di mana dimulainya terjadi pelanggaran pasti akan diusut,” tuturnya.

Pada Jumat (10/2/2023), Satgas Pangan Polda Banten, berhasil mengamankan 350 ton beras jenis medium dari Bulog yang dikemas ulang menjadi beras premium dan dijual dengan harga mahal. Sedikitnya ada tujuh pelaku yang telah diamankan untuk dilakukan penyelidikan. 

Kabid Humas Polda Banten Didik Hariyanto, mengatakan, selain beras, terdapat barang bukti lain yang berhasil disitan. Di antaranya 8.000 karung bekas beras Bulog dan 10 ribu karung beras premium berbagai merk yang digunakan untuk pengemasan ulang. 

Selain itu terdapat enam mesin jahit karung beras, bukti transfer nota, serta buku catatan pengiriman distributor. Penindakan tersebut, kata Didik, merupakan tindak lanjut inspeksi mendadak yang dilakukan Bulog pada Jumat (3/2/2023) pekan lalu di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta. 

Adapun identitas ketujuh tersangka seluruhnya laki-laki berinisial HS (36 tahun), TL (39), AN (58), BA (31), FA (42), HA (66), serta ID (30). Mereka berasal dari Lebak, Cilegon, Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Pandeglang.

Sebanyak tujuh tersangka tersebut dipersangkakan Pasal 62 Ayat (1) Jo Pasal 8 Ayat (1) huruf a dan d Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2 miliar dan Pasal 382 bis KUHP Jo Pasal 55 Ayat (1) ke 1 dan atau Pasal 56 KUHP.

 

photo
Siapa Mafia Beras dan Gerak Harga di Awal 2023 - (Kemendag, Pusat Data Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement