REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU – Amerika Serikat (AS) membawa jet tempur tercanggihnya, F-35, ke pameran Aero India untuk pertama kalinya pekan ini bersama pesawat pengebom F-16, Super Hornet dan B-1B. Pesawat-pesawat canggih ini dibawa ke India, saat Washington berusaha merayu New Delhi untuk menjauh dari pemasok militer Rusia.
India memang telah putus asa untuk memodernisasi sebagian besar armada jet tempur era Soviet untuk meningkatkan kekuatan udaranya. India prihatin dengan penundaan pasokan Rusia karena perang Ukraina ditambah India harus menghadapi tekanan dari Barat untuk menjauhkan diri dari Moskow.
Delegasi yang dibawa Amerika Serikat di pertunjukan Aero India selama seminggu di Bengaluru, yang berakhir pada hari Jumat (17/2/2023) ini, adalah yang terbesar dalam sejarah pertunjukan selama 27 tahun. Sekaligus ini menggambarkan hubungan strategis yang berkembang antara Amerika Serikat dan India.
Sebaliknya, Rusia, pemasok senjata terbesar India sejak masa Uni Soviet, memiliki kehadiran delegasi yang sesuai standar. Kini pengekspor senjata milik negara Rosoboronexport memiliki stand biasa bersama dengan United Aircraft dan Almaz-Antey, yang menampilkan berbagai model miniatur pesawat, truk, radar, dan tank.
Pada edisi pameran sebelumnya, Rosoboronexport Rusia memiliki posisi yang lebih sentral untuk stand yang dimilikinya. Meskipun saat itu, Rusia belum membawa jet tempur ke Bengaluru selama satu dekade, setelah India akhirnya mulai mempertimbangkan lebih banyak jet tempur dari Eropa dan AS.
Perusahaan Boeing F/A-18 Super Hornet telah menyetujui perlombaan untuk memasok jet tempur untuk kapal induk kedua Angkatan Laut India. Dan Lockheed Martin F-21, F-16 yang ditingkatkan yang dirancang untuk India, sebelumnya telah diluncurkan di Aero India pada 2019, juga ditawarkan ke angkatan udara India.
Proposal angkatan udara India senilai 20 miliar dolar AS, untuk membeli 114 pesawat tempur multi-peran telah tertunda selama lima tahun. Ini telah menjadi fokus yang mempertajam ketegangan India dengan Cina dan Pakistan.
"Jet tempur F-35 tidak sedang dipertimbangkan oleh India sampai sekarang,", menurut sumber Angkatan Udara India (IAF), tetapi tampilan dua F-35 di Aero India untuk pertama kalinya merupakan tanda pertumbuhan strategis New Delhi yang begitu penting bagi Washington.
Itu bukan promosi penjualan, melainkan sinyal akan pentingnya hubungan pertahanan bilateral di kawasan Indo-Pasifik, kata Angad Singh, seorang analis pertahanan independen.
“Bahkan jika penjualan senjata bukan landasan hubungan, ada kerja sama dan kolaborasi di tingkat militer antara India dan AS,” tambahnya.
Amerika Serikat selektif tentang negara mana yang memungkinkan untuk membeli F-35. Ketika ditanya apakah itu akan ditawarkan ke India, Laksamana Muda Michael L Baker, atase pertahanan Kedutaan AS di India, mengatakan New Delhi sedang dalam tahap paling awal, untuk mempertimbangkan apakah mereka menginginkan pesawat tersebut.
Seorang juru bicara Angkatan Udara India (IAF) tidak menanggapi permintaan komentar atas ketertarikannya pada F-35. Menjelang pertunjukan, kantor berita negara Rusia melaporkan bahwa Moskow telah memasok senjata ke New Delhi sekitar 13 miliar dolar AS dalam lima tahun terakhir dan telah memesan 10 miliar AS lainnya.
Sementara, Amerika Serikat telah menyetujui penjualan senjata senilai lebih dari 6 miliar dolar AS ke India dalam enam tahun terakhir, termasuk pesawat angkut, helikopter Apache, Chinook dan MH-60, rudal, sistem pertahanan udara, senjata angkatan laut, dan pesawat pengintai P-8I Poseidon.
India juga ingin memproduksi lebih banyak alutsista di dalam negeri bekerja sama dengan perusahaan senjata raksasa global. Keinginan itu untuk pertama untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan akhirnya mengekspor platform senjata canggih.