REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang masih belum sadar akan pentingnya sarapan. Kalaupun makan pagi, banyak juga yang sekadar mengisi perut tanpa memperhatikan kandungan gizi yang cukup.
Menurut data dari Survei Diet Total (SDT) Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI 2020, sebanyak 25 ribu anak usia enam hingga 12 tahun di 34 provinsi, terdapat 47,7 persen anak belum memenuhi kebutuhan energi minimal saat sarapan. Bahkan, 66,8 persen anak sarapan dengan kualitas gizi rendah.
Dokter spesialis gizi klinis Juwalita Surapsari mengingatkan, sarapan penting sebelum memulai aktivitas. Jika melewatkan sarapan atau sarapan dengan kandungan gizi rendah, ini akan berpengaruh pada kegiatan yang akan dilakukan. Pada anak, contohnya, akan memengaruhi kinerja akademiknya.
"Di sekolah ada banyak aktivitas, upacara hingga olahraga, sementara makan pagi itu akan memberikan energi sekitar dua jam. Kalau perut tidak diisi saat pagi hari, ini akan membuat anak akan sulit fokus dalam menyerap materi di sekolah," kata Juwalita dalam acara "Puck Ajak Orang Tua Bangun Kebiasaan Sarapan Bernutrisi" di Rumah Wijaya, Jakarta Selatan, Selasa (28/2/2023).