Jumat 03 Mar 2023 07:45 WIB

Persoalan NIM dan Upaya Bank BUMN Menjaga Kondisi Ideal

UMKM merupakan salah satu kekuatan ekonomi bagi Indonesia.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Perajin menjemur sepatu di salah satu industri sepatu rumahan di Cibaduyut, Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jumat (27/1/2023). Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perbankan untuk lebih memberikan dukungan terhadap sektor UMKM.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Perajin menjemur sepatu di salah satu industri sepatu rumahan di Cibaduyut, Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jumat (27/1/2023). Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perbankan untuk lebih memberikan dukungan terhadap sektor UMKM.

REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perbankan untuk lebih memberikan dukungan terhadap sektor UMKM. Ia mengingatkan, UMKM merupakan salah satu kekuatan ekonomi bagi Indonesia. 

Jokowi mengapresiasi perbankan yang sudah mendukung UMKM dengan merealisasikan pertumbuhan kredit pada 2022 yang positif. Pada tahun lalu, kredit perbankan mampu tumbuh 11,3 persen. Akan tetapi, Jokowi menyoroti, kondisi Net Interest Margin (NIM) bank. 

Baca Juga

"Sebelum masuk ke sini saya tanya Ketua OJK (Mahendra Siregar), NIM-nya berapa sih. Dijawab oleh Ketua OJK 4,4. Tinggi banget. Ini mungkin tertinggi di dunia," ujar Jokowi saat menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 di Jakarta, Senin (6/2/2023).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NIM perbankan hingga akhir Desember 2022 tercatat mencapai 4,71 persen, meningkat dari 4,51 persen pada periode yang sama tahun sebelumnnya. Di antara negara-negara kawasan ASEAN, NIM bank RI tersebut terbilang tinggi. Posisinya berada di urutan kedua setelah Kamboja yang NIM-nya mencapai 5,35 persen. Jokowi khawatir besarnya NIM bank didapat dari bunga bersih yang diterima dari produk kredit, sehingga hal tersebut berpotensi menekan dunia usaha karena harus membayar pinjaman dengan bunga tinggi.