REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas menyatakan bahwa minat aparatur sipil negara (ASN) muda untuk pindah ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara cukup tinggi. Azwar Anas di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (3/3/2024) mengatakan, bahwa hingga saat ini belum ada ASN yang menolak untuk dipindahkan ke IKN Nusantara, akan tetapi lebih banyak ASN muda yang ingin membangun karier di IKN.
"Saya belum mendengar ada yang menolak. Justru banyak yang ingin ke sana, terutama anak-anak muda milenial," kata Azwar Anas.
Ia menjelaskan, para ASN muda yang berminat untuk pindah ke IKN tersebut dikarenakan nantinya di Nusantaraakan bekerja dengan sistem berbasis teknologi atau yang biasa dikenal dengan sebutan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE). Menurutnya, anak-anak muda tersebut menganggap penerapan sistem berbasis teknologi tersebut akan menjadi sebuah peluang yang menjanjikan sehingga minat para ASN muda untuk pindah ke Nusantara cukup tinggi.
"Di IKN Nusantara nantinya menggunakan SPBE, justru ini kesempatan bagus untuk para ASN muda yang akan berada di sana," katanya.
Ia menambahkan, secara keseluruhan ada sebanyak 16.990 ASN dan petugas pertahanan keamanan (hankam), termasuk TNI Polri yang akan pindah ke IKN Nusantara, di Kalimantan Timur. Para ASN itu berasal dari 35 kementerian/lembaga, termasuk kementerian koordinator.
Jika diperinci, lanjutnya, dari total 16.900 orang yang akan pindah ke IKN Nusantara tersebut sebanyak 11 ribu orang merupakan ASN, sementara sisanya dari unsur TNI/ Polri. Saat ini, proses pembangunan di IKN sudah disiapkan, termasuk tempat tinggal para ASN tersebut.
"Saat ini sedang disiapkan, rumah dinas berupa tower-tower apartemen. Pembangunan itu tidak ada masalah karena anggaran sudah disiapkan dan telah diproses," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mengajak Federasi Bisnis Jepang (Keidanren) untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN)Nusantara yang terletak di Kalimantan Timur. Pemerintah Indonesia telah bertemu dengan 90 investor dari Negeri Sakuraitu.
Puluhan investor tersebut terdiri atas pengembang hunian, perusahaan bidang infrastruktur/transportasi, pembangun tata kelola pipa gas, dan perusahaan di bidang telekomunikasi.