Ahad 05 Mar 2023 12:16 WIB

Pegiat Wisata Kembangkan Atraksi di Desa Sekitar Taman Nasional Komodo

Mereka sedang menggerakkan warga untuk memulai usaha di Pantai Laing Lewe.

Dua penari memperagakan gerakan Tari Caci di Pantai Pede, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. (ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Dua penari memperagakan gerakan Tari Caci di Pantai Pede, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANGGARAI -- Pegiatwisata mengembangkan berbagai atraksi wisata di desa wisata penyangga Taman Nasional Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur supaya bisa menarik pengunjung.

"Kami tidak ingin hanya menjadi penonton dari wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo," ujar penggerak Desa Wisata Pasir Panjang Mustafa Moeisdalam acara Biannual Tourism Forum (BTF) yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), 2-4 Maret 2023 di Labuan Bajo, dilansir dari Antara, Ahad (5/3/2023). 

Baca Juga

Mustafa mengatakan, mereka sedang mengembangkan berbagai atraksi wisata yang dapat mengundang wisatawan berkunjung ke desanya melalui Kelompok Sadar WisataMeet Native Rinca. Atraksi wisata yang sedang mereka kembangkan berada diGua Kalong, Batu Balok, Pulau Gadoh dan Pulau Pempe.

"Sejak tahun 2019 lalu, pertunjukan pentas seni budaya tarian Animal Pop Komodo dan Manca Bajo, kami juga kembangkan hingga saat ini," kata Mustafa.

Sejak dibuka kembali untuk wisatawan pada Mei tahun lalu, Desa Pasir Panjang sudah beberapa kali melakukan pementasan. Setidaknya ada 1.855 wisatawan yang berkunjung ke desa itu.

Menurut Mustafa, kunjungan wisatawan berdampak pada peningkatan ekonomi warga yang terlibat dalam atraksi wisata desa, kata Mustafa.

Penggerak wisata Desa Papagarang Risman mengatakan mereka sedang mengembangkan ekowisata pemekaran Desa Komodo.

"Kami ingin wisatawan yang berkunjung ke sini, dapat menikmati ekowisata mangrove, menikmati matahari terbitdan terbenam dari Bukit Santai, juga menginap di homestay dan mencicipi kuliner khas Manggarai Barat di Desa Papagarang," kata Risman.

Lain halnya lagi dengan penggerak Desa Wisata Golomori Alfa Hidayat, semangat dan optimismenya dalam menggerakkan warga desa untuk mengembangkan potensi pariwisata, terlihat saat menjelaskan potensi wisata di depan para pemangku pariwisata Biannual Tourism Forum.

Mereka sedang menggerakkan warga untuk memulai usaha di Pantai Laing Lewe dengan sajian kopi, makanan dan minuman ringan sambil menikmati perairan laut yang tenang dan pemandangan unik bukit Golomori. Selain itu, mereka juga punya tradisi berupa pasar barter yang hanya ada di akhir pekan.

"Inisiatif pengembangan paket wisata untuk menarik lebih banyak kunjungan ke desa wisata kami muncul sejak kami mendapatkan pelatihan tentang bagaimana mengembangkan paket wisata yang menarik dari Program Kampanye Sadar Wisata," kata Alfa yang sehari-hari berprofesi sebagai nelayan.

Biannual Tourism Forum menjadi peluang kolaborasi desa wisata dengan pemangku kepentingan, kolaborasi menjadi salah kata kunci yang selalu ditekankan Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Unodalam mendorong kembali bangkitnya pariwisata pascapandemi, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas pelaku pariwisata. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement