Selasa 07 Mar 2023 10:20 WIB

Santri Penerima Beasiswa Al Azhar Diingatkan Perdalam Moderasi dan Toleransi

Al Azhar merupakan kampus Islam berusia lebih dari seribu tahun.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Erdy Nasrul
Kampus Al-Azhar Mesir (ilustrasi)
Foto: republika
Kampus Al-Azhar Mesir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas 30 santri penerima beasiswa santri pondok pesantren (BSPP) untuk menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir. Khofifah pun berpesan kepada para santri penerima beasiswa agar senantiasa menjaga dan memperdalam keilmuan tentang Islam Wasathiyah, moderasi, dan toleransi, seperti yang selama ini menjadi garis pembelajaran di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir.

Khofifah juga berpesan agar para santri penerima beasiswa senantiasa bersikap santun, disiplin, dan rajin serta mampu menjaga nama Jawa Timur dan bangsa Indonesia. "Mahasiswa Indonesia terutama Jawa Timur dikenal memiliki akhlak yang bagus, santun, dan rajin mencari ilmu," kata Khofifah, Selasa (7/3).

Baca Juga

Khofifah mengatakan, beasiswa yang mereka dapatkan merupakan kesempatan luar biasa. Dimana tidak banyak yang mendapat kesempatan menimba ilmu langsung dari para syeikh dan ulama-ulama besar di Mesir. Khofifah juga meminta agar para santri penerima beasiswa tidak mudah terpengaruh paham-paham atau ideologi-ideologi trans nasional yang tidak seiring dengan NKRI.

"Saya sampaikan betapa ada kunci-kunci yang menjadi perajut dari perdamaian, kerukunan, toleransi, dan moderasi yang ada di negeri ini. Sehingga kalaupun ada perbedaan-perbedaan maka posisi perbedaan itu adalah ikhtilafu ummati Rahmatun (perbedaan pendapat adalah rahmat) tidak sampai meruncing yang bisa menimbulkan perpecahan," ujarnya.

Khofifah menjelaskan, santri penerima beasiswa dinyatakan lolos matrikulasi oleh Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA). PUSIBA adalah satu satunya lembaga yang diakui atau dipercaya Al-Azhar untuk mempersiapkan kompetensi bahasa arab yang sesuai dengan standar mahasiswa Al-Azhar.

"Ke-30 peserta telah terdaftar dan memilih program studi keagamaan di Universitas Al-Azhar. Seperti Ushuluddin, Syari'ah, dan Bahasa Arab sehingga mereka dibebaskan dari SPP. Sedangkan beasiswa dari Pemprov Jatim berupa living cost, asrama, bantuan buku, dan pengobatan selama 4 tahun, serta transport pulang pergi," kata Khofifah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement