Sabtu 18 Mar 2023 16:35 WIB

Pemerintah Burundi Mendeteksi Wabah Polio Berkaitan dengan Vaksin

Pertama kalinya polio ditemukan di negara Afrika Timur sejak tiga dekade lalu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
FILE - Seorang anak menangis setelah diberi vaksin polio selama latihan vaksinasi dari rumah ke rumah di Maiduguri, Nigeria, pada 28 Agustus 2016. Pejabat kesehatan di Burundi pada Jumat 17 Maret 2023 telah mengumumkan wabah polio terkait dengan vaksin, pertama kali penyakit lumpuh telah terdeteksi di negara Afrika timur selama lebih dari tiga dekade. Di seluruh Afrika, ada lebih dari 400 kasus polio tahun lalu yang terkait dengan vaksin oral, termasuk Kongo, Nigeria, Ethiopia, dan Zambia.
Foto: Foto AP/Sunday Alamba
FILE - Seorang anak menangis setelah diberi vaksin polio selama latihan vaksinasi dari rumah ke rumah di Maiduguri, Nigeria, pada 28 Agustus 2016. Pejabat kesehatan di Burundi pada Jumat 17 Maret 2023 telah mengumumkan wabah polio terkait dengan vaksin, pertama kali penyakit lumpuh telah terdeteksi di negara Afrika timur selama lebih dari tiga dekade. Di seluruh Afrika, ada lebih dari 400 kasus polio tahun lalu yang terkait dengan vaksin oral, termasuk Kongo, Nigeria, Ethiopia, dan Zambia.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pejabat kesehatan pemerintah Burundi mendeklarasikan wabah polio yang berkaitan dengan vaksin. Pertama kalinya penyakit melumpuhkan ini ditemukan di negara Afrika Timur selama lebih dari tiga dekade.

Dalam pernyataannya, Jumat (17/3/2023) kemarin pemerintah Burundi mengatakan polio terdiagnosa pada anak berusia empat tahun yang tidak divaksin dan dua anak lainnya yang melakukan kontak dengan anak tersebut. Pemerintah juga menemukan jejak virus di sampel limbah, mengkonfirmasi penyebaran polio.

Baca Juga

Virus yang membuat anak-anak sakit awalnya ditemukan pada mutasi polio yang berasal dari vaksin oral. Pemerintah Burundi mendeklarasikan wabah polio sebagai darurat kesehatan nasional dan berencana memulai kampanye vaksin dalam beberapa pekan untuk melindungi semua anak di bawah tujuh tahun.

"Kami mendukung upaya nasional untuk meningkatkan vaksinasi polio untuk memastikan tidak ada anak yang tidak divaksin dan menghadapi dampak polio yang melemahkan," kata direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Afrika Dr. Matshidiso Moeti, Sabtu (18/3/2023).

WHO mengatakan terakhir kali Burundi menggelar vaksin polio tahun 2016. Tapi tidak ada statistik berapa banyak anak yang sudah divaksin. WHO menilai imunitas Burundi terhadap polio "sangat rendah."

Epidemi ini menjadi kemunduran bagi upaya global yang dipimpin WHO dan mitranya untuk menghilangkan polio di dunia. Upaya ini dimulai tahun 1988 dan bertujuan untuk menghilangkan penyakit ini beberapa belas tahun kemudian.

Polio sangat menular yang biasanya menyebar lewat air dan menyerang anak berusia lima tahun ke bawah. Tidak ada obat untuk penyakit ini. Meski vaksin oral yang digunakan di seluruh dunia untuk menyingkirkan penyakit sangat efektif tapi membutuhkan empat dosis.

Vaksin oral juga dapat menyebabkan polio pada sekitar dua sampai empat anak per 2 juta dosis. Dalam kasus yang sangat langka, virus yang dilemahkan terkadang juga dapat bermutasi menjadi lebih berbahaya dan memicu wabah, terutama di tempat dengan sanitasi yang buruk dan tingkat vaksinasi yang rendah.

Beberapa tahun terakhir vaksin polio oral menyebabkan lebih banyak kasus infeksi dibandingkan virus polio liar. Tahun lalu untuk pertama kalinya kasus yang berkaitan dengan vaksin oral mencapai negara-negara kaya termasuk Inggris, Israel dan Amerika Serikat.

Tahun lalu pemerintah memberikan vaksin polio oral yang baru. Vaksin ini diharapkan mengurangi mutasi virus ke jenis yang lebih berbahaya hingga menimbulkan wabah baru. Tapi epidemi di Burundi dan enam kasus di Kongo dipicu vaksin oral yang baru.

Di seluruh Afrika tahun lalu terdeteksi 400 kasus polio yang berkaitan dengan vaksin oral termasuk di Kongo, Nigeria, Ethiopia dan Zambia. Penyakit ini masih bercokol di Pakistan dan Afghanistan di mana penularannya tidak pernah berhenti.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement