Kamis 30 Mar 2023 05:38 WIB

Makanan Ini Jarang Disantap Dokter yang Menangani Gangguan Pencernaan

Dokter gastroenterologi fokus menangani gangguan kesehatan di sistem pencernaan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Ayam goreng (ilustrasi). Ada beberapa makanan yang jaran dimakan oleh para dokter yang biasa menangani gangguan pencernaan, salah satunya ayam goreng.
Foto: www.freepik.com
Ayam goreng (ilustrasi). Ada beberapa makanan yang jaran dimakan oleh para dokter yang biasa menangani gangguan pencernaan, salah satunya ayam goreng.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mencermati makanan yang disantap sangat penting untuk menjaga kesehatan. Untuk mengetahui makanan apa yang sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan, tak ada salahnya mengintip daftar makanan pantangan sejumlah dokter spesialis gastroenterologi.

Dokter gastroenterologi berfokus menangani berbagai gangguan kesehatan pada sistem pencernaan serta saluran gastrointestinal. Berikut enam makanan yang diakui jarang disantap para dokter tersebut, dikutip dari laman Huffington Post, Rabu (29/3/2023):

Baca Juga

1. Protein bar

Ahli gastroenterologi Harmony Allison dari Tufts Medical Center mengatakan dirinya hampir tidak pernah makan protein bar yang diproses. Menurut Allison, itu dapat menyebabkan perut kembung dan kelebihan gas. Walaupun, ada protein bar sehat dengan kacang dan buah asli.

Alasan lain, protein bar kerap mengandung banyak zat aditif yang kegunaannya tidak diketahui. "Anda bisa mendapatkan jumlah protein yang sama dalam secangkir susu, satu porsi selai kacang, kacang-kacangan, atau biji labu," ujar Allison.

2. Daging panggang

Makanan yang selalu dihindari Reezwana Chowdhury, dokter gastroenterologi di Johns Hopkins, adalah daging merah panggang seperti steak dan burger. Chowdhury mengatakan, konsumsi daging itu meningkatkan risiko kanker usus besar.

Begitu juga risiko polip usus besar karena makanan itu tinggi lemak jenuh. "Jika akan menyantapnya, jumlah yang dikonsumsi penting. Risiko kanker usus besar lebih tinggi pada mereka yang makan daging lebih dari 100 gram per hari," kata Chowdhury.

3. Hot dog dan daging olahan lain

Sebagian orang sulit menolak sajian hot dog atau hidangan serupa, tetapi ahli gastroenterologi Rabia De Latour tidak ragu berkata tidak. Alasannya, konsumsi daging olahan membuat seseorang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kolorektal.

"Data telah mengaitkan konsumsi daging merah dan olahan empat kali atau lebih per pekan dengan peningkatan risiko kanker usus besar hingga 20 persen," ujar asisten profesor kedokteran di NYU Grossman School of Medicine itu.

4. Ikan atau ayam goreng

Menu filet-o-fish, sekotak nugget ayam, atau ayam goreng memang enak untuk camilan, tetapi para pakar menyebutnya tidak terlalu baik untuk kesehatan usus. Peneliti mikrobioma Mahmoud Ghannoum mengatakan, penyebabnya adalah penggunaan minyak goreng.

"Penelitian telah menunjukkan bahwa minyak goreng dapat memodulasi mikrobioma usus secara negatif, yang menyebabkan eksaserbasi aterosklerosis (penumpukan lemak dan zat lain di dinding arteri)," kata Ghannoum. Dalam jangka panjang, penumpukan itu dapat menyebabkan serangan jantung dan strok.

5. Soda

Jika Anda adalah orang yang hobi minum soda atau minuman manis lainnya, sudah waktunya untuk membatasi itu. Meskipun menyenangkan diminum dan mudah dikonsumsi, jenis minuman tersebut juga terkait dengan kondisi kronis, seperti diabetes dan penyakit jantung.

"Minuman itu sering dikaitkan dengan gejala gastrointestinal seperti kembung, bersendawa, dan refluks, terutama bila dikombinasikan dalam bentuk berkarbonasi dan berkafein," ujar ahli gastroenterologi di Johns Hopkins dan anggota dewan penasehat Vivante Health, Simon C Matthews.

6. Roti putih

Direktur program onco-gastroenterology di divisi gastroenterologi Brigham and Women's Hospital, Shilpa Grover, menyebut biji-bijian olahan tidak bagus untuk usus. Studi membuktikan konsumsi biji-bijian olahan berlebih dikaitkan dengan peningkatan risiko kantong inflamasi di saluran pencernaan yang disebut divertikulitis.

Membatasi konsumsinya bisa memperbaiki kondisi kesehatan. "Pola makam minim biji-bijian olahan direkomendasikan untuk mengurangi risiko diabetes, penyakit arteri koroner, dan kanker, termasuk kanker kolorektal," kata Grover.

Perlu diingat bahwa bukan berarti seseorang harus 100 persen berhenti menyantap sejumlah makanan yang telah disebutkan. Mengonsumsi deretan makanan itu sesekali tidak akan serta-merta menyebabkan gangguan pencernaan, asalkan tidak disantap berlebihan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement