Senin 03 Apr 2023 07:03 WIB

100 PKL di Kawasan Kota Tua akan Dipindah ke Gedung Milik Kemenkeu

PKL lebih memilih berdagang di luar dengan alasan sepi pengunjung.

Rep: Haura Hafizhah / Red: Ani Nursalikah
Tanda larangan berjualan terpasang di salah satu sudut kawasan Kota Tua, Jakarta, Senin (1/8/2022). Pemerintah Kota Jakarta Barat menargetkan Kota Tua dapat steril dari aktivitas pedagang kaki lima (PKL) pada Agustus 2022 dan akan memindahkan para PKL yang biasa berdagang di kawasan tersebut ke Lokasi Binaan (Lokbin) Jembatan Kota Intan. 100 PKL di Kawasan Kota Tua akan Dipindah ke Gedung Milik Kemenkeu
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Tanda larangan berjualan terpasang di salah satu sudut kawasan Kota Tua, Jakarta, Senin (1/8/2022). Pemerintah Kota Jakarta Barat menargetkan Kota Tua dapat steril dari aktivitas pedagang kaki lima (PKL) pada Agustus 2022 dan akan memindahkan para PKL yang biasa berdagang di kawasan tersebut ke Lokasi Binaan (Lokbin) Jembatan Kota Intan. 100 PKL di Kawasan Kota Tua akan Dipindah ke Gedung Milik Kemenkeu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemkot Jakarta Barat mengatakan sebanyak 100 pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Kota Tua akan ditempatkan di tiga gedung aset milik Kementerian Keuangan di sekitar Jalan Kali Besar Timur, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat.

“Fokus kami tinggal PKL Kunir, Jalan Cengkeh dan Teh. Sementara gedung sudah tersedia. Tinggal bagaimana mengakselerasi supaya gedung-gedung kosong yang sudah kita siapkan sedemikian rupa, nantinya ada event tertentu agar supaya ramai,” kata Camat Taman Sari Agus Sulaeman, Senin (3/4/2023).

Baca Juga

Ia menjelaskan semula gedung-gedung tersebut dalam kondisi tidak terawat, bahkan sebagai tempat lapak-lapak sampah. Namun, aparatur kecamatan Taman Sari berkolaborasi dengan CSR mengubah gedung milik aset kementerian keuangan ini sebagai tempat penampungan para pedagang kaki lima.

Sayangnya, upaya aparatur kecamatan Taman Sari mewadahi para PKL, tidak semulus yang dibayangkan. Para pedagang lebih memilih berdagang di luar dengan alasan sepi pengunjung.

“Tiba-tiba mereka menolak dengan alasan sepi pengunjung. Akhirnya mereka balik jualan di jalan, itu kan nggak pas lah. Kurang manusiawi, Kalo di jalan pake terpal, panas- kepanasan, hujan kehujanan. Disini (gedung) lebih manusiawi,” kata dia.

Ia menambahkan bersama UKPD terkait dan unsur tiga pilar tidak patah semangat untuk terus memberikan pemahaman dan pengertian kepada para pedagang kaki lima.

“Nanti kita tinggal melakukan pendekatan, dan pengaturannya. Seiring waktu  nantinya di sekitar sini akan ramai nih,” kata dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement