REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- CEO Twitter Elon Musk mengeklaim bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) memiliki akses penuh terhadap data para pengguna sosial media itu, termasuk pesan pribadi (DM).
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, yang disiarkan pada Senin (17/4/2023) waktu setempat, Musk mengatakan dia terkejut mengetahui bahwa pemerintah dapat membaca DM para pengguna di media sosial miliknya itu.
"Sejauh mana badan-badan pemerintah secara efektif memiliki akses penuh terhadap segala sesuatu yang terjadi di Twitter telah mengejutkan saya. Saya tidak menyadari itu sebelumnya," kata Musk.
Saat ditanya apakah akses penuh yang didapat oleh pemerintah termasuk akses terhadap pesan pribadi (DM) di Twitter, Musk menjawab "Ya."
Musk membeli perusahaan pengelola Twitter seharga 44 miliar dolar AS (Rp 654 triliun) pada Oktober 2022 setelah negosiasi berbulan-bulan.
Sejak dibeli oleh Musk, Twitter telah melakukan sejumlah terobosan guna menambah keuntungan, termasuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan mengubah beberapa kebijakan seperti menetapkan biaya langganan untuk akun-akun yang terverifikasi.